JADILAH ENTREPRENEUR SEJATI
Oleh: Khairul Azan
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al-Jum’ah ayat 10)
Seringkali kita tumpang tindih dalam memahami apa yang dimaksud dengan pengusaha dan entrepreneur. Tak jarang dari kita menganggap bahwa pengusaha dan entrepreneur itu adalah sama. Pengusaha ya entrepreneur, dan entrepreneur ya pengusaha.
Tahukah Anda, meski keduanya memiliki kaitan tapi antara pengusaha dan entrepreneur adalah sesuatu yang berbeda. Jika merujuk pada beberapa referensi yang dibaca dapat ditarik satu pemahaman bahwa pengusaha adalah orang yang menjalankan bisnisnya dengan dasar ide-ide yang sudah ada dan dijalankan oleh orang lain sebelumnya. Karena ide-ide tersebut sudah dijalankan oleh orang lain, maka tingkat resiko dalam binis seorang pengusaha juga relatif kecil. Sedangkan seorang entrepreneur adalah orang yang menjalankan bisnisnya dengan ide-ide baru, cara baru, dan manajemen otektik. Karena entrepreneur melahirkan konsep baru, maka tingkat resiko yang dihadapi juga besar.
Seorang entrepreneur sejati selalu membawa ide-ide kreatif dan inovasi yang relatif belum dikenal di pasaran. Namanya juga baru pasti akan banyak tantangan dan hambatan agar ide bisnis tersebut bisa direalisasikan. Bisa jadi ada penolakan dari orang lain terkait ide binis yang dikenalkan. Namun tidak menutup kemungkinan ide tersebut akan mendominasi pasaran ketika Anda betul-betul memiliki komitmen yang tinggi untuk membuktikannnya.
Orang yang memiliki jiwa entrepreneur tak pernah berhenti berpikir bagaimana bisnisnya terus berkembang. Seorang entrepreneur sejati selalu berpikir keras, tidak lekas puas dengan satu ide, namun berusaha terus memunculkan ide baru. Sedang pengusaha lebih cenderung menjalankan apa yang sudah ada saja. Rata-rata pengusaha yang belum memiliki jiwa entrepreneur sejati lebih cenderung usahanya landai saja dan sedikit resiko dan tantangan. Peluang untuk untuk menjadi besar dan besar bukan menjadi prioritas, tetapi hanya berpikir pada sektor uang saja atau bahasa lainnya tujuannya akhirnya hanya sebatas mencari uang.
“Seorang entrepreneur pasti pengusaha, tapi seorang pengusaha belum tentu memiliki jiwa entrepreneur.”
Sumber gambar: duniapendidikan.co.id
No comments
Post a Comment