Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

CARA MENULISKAN LATAR BELAKANG MASALAH DALAM PENELITIAN

Oleh
Khairul Azan

(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Latar belakang masalah adalah bagian awal yang harus diselesaikan oleh seorang peneliti tak terkecuali mahasiswa dalam membuat penelitiannya dalam bentuk skripsi. Menuliskan latar belakang masalah memang terlihat mudah namun seringkali menjadi kendala yang berarti bagi seorang mahasiswa. Latar belakang masalah adalah cerminan dari penelitian yang hendak dilakukan. Ketika latar belakang masalahnya kuat maka penelitianpun bisa dilanjutkan dan itu menjadi penentu kualitas sebuah penelitian. Oleh karena itu tidak heran jika kita lihat para penguji sidang skripsi yang telah dalam ilmunya dari sisi metodologi ia tidak perlu membaca skripsi yang dibuat oleh mahasiswa secara keseluruhan tetapi cukup hanya membaca latar belakang masalahnya saja ia sudah mengetahui kualitas dari skripsi yang dihasilkan oleh mahasiswa.

Latar belakang masalah adalah sajian kalimat yang tersusun secara sistematis dalam menggambarkan sebuah permasalahan yang hendak diangkat. Dimana makna permasalahan seperti penjelasan sebelumnya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.  Kesenjangan tersebut menjadi latarbelakang seorang peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Dalam menyajikan latar belakang masalah seorang penitili bertindak layaknya seorang detektif yang sedang mengamati situasi dan kondisi yang ada dilingkungan tempat perkara tentang sebuah fenomena dilematis.

Sebuah latarbelakang masalah dikatakan baik apabila memuat alasan rasional dan esensial. Alasan rasional berupa penjelasan singkat tentang posisi permasalahan dalam bidang keilmuan yang diteliti. Untuk mengembangkan sebuah alasan yang argumentatif seorang peneliti bisa memadukan berbagai sumber seperti teori yang telah teruji, hasil penelitian terdahulu dan pernyataan tentatif dari seseorang yang dianggap memiliki otoritas dari sebuah permasalahan yang dibahas.  Disamping itu dalam memberikan alasan seorang peneliti juga dituntut harus mampu menggambarkan bagian prosesnya apakah telah dijalani atau belum dari subjek yang diteliti. Setelah bagian proses digambarkan barulah munculkan gejala dari studi pendahuluan yang dilakukan yang menunjukkan sebuah fenomena empiris. Gejala hadir sebagai indikasi yang menandakan sebuah permasalahan terjadi. Dimana permasahalan yang dianggap masalah yang perlu diteliti adalah hasil perbandingan antara gejala, proses dan teori.

Lebih lanjut sajian latar belakang masalah yang baik juga dintandai dengan adanya pernyataan esensial dari masalah yang hendak diteliti. Agar masalah yang dimunculkan betul-betul esensial maka seorang peneliti juga harus mampu memaparkan penjelasan tentang dampak negatif ketika masalah tersebut tidak diteliti dan dampak positif ketika masalah tersebut diteliti.

Menyajikan latar belakang masalah pada umumnya terbagi menjadi dua bagian tergantung pada pendekatan penelitian yang digunakan. Apakah menggunakan pendekatan kuantitatif atau kualitatif. Meskipun masih belum ada ketegasan dari para ahli mengenai hal ini tetapi paling tidak secara pribadi dari beberapa referensi yang dibaca begitulah dipahami. Jika penelitiannya kuantitatif maka sajian kalimat hendaknya berawal dari deduktif (umum) ke induktif (khusus). Sedangkan jika penelitiannya kualitatif maka berawal dari kalimat dari induktif (khusus) ke deduktif (umum). Adapun komponen isinya dapat dilihat seperti gambar berikut.
                             

Gambar. Reduksi Pemikiran dalam Merumuskan Latar Belakang Masalah

Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 20 Desember 2017

*Sumber gambar: google



No comments

Powered by Blogger.