Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

BERPACU DENGAN WAKTU




Oleh
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Orang (bermental) miskin memiliki ciri-ciri: berfikir lebih keras dari profesor, namun bertindak lebih sedikit dari orang buta” . –Jack Ma

Kutipan di atas barangkali ada benarnya. Seringkali ketidaksuksesan kita bukanlah karena tidak mampu meraihnya. Justru sebetulnya kita sangat mampu sekali. Tapi seringkali kita tidak bisa meraih mimpi disebabkan cara berfikir yang tak sinergis dengan upaya dalam mewujudkannya. Kita terlalu banyak berfikir namun lupa untuk berbuat. Kita terlalu banyak bicara namun tidak pernah ada buktinya.

Berfikir dan bertindak adalah satu paket dalam kesuksesan. Dimana ketika kita berfikir maka hendaknya disertai dengan tindakan sebagai eksekusi dari apa yang telah difikirkan. Mengapa demikian karena berfikir adalah bentuk kerja otak yang masih bersifat abstrak. Keabstrakan tersebut perlu di wujudkan dalam kerja nyata sebagai wujud dari sebuah usaha. Ketika ini dilakukan maka hasilnya akan terlihat dengan terwujudnya satu persatu impian kita. Namun sebaliknya ketika itu (berfikir dan bertindak) tidak dilakukan dengan sinergis maka tidak akan ada hasilnya. Bahkan bisa menyebabkan kegilaan karena terlalu banyak fikiran yang menjadi beban.

Oleh karena itu sekali lagi kesuksesan ada ditangan kita. Kita tinggal memilih apakah ingin sukses atau sebaliknya. Ketika menginginkan kesuksesan maka banyaklah berfikir dan banyaklah bertindak. Orang yang banyak berfikir dan bertindak terlihat dari cara hidupnya. Dimana orang seperti ini sengat menghargai waktu. Apa yang difikirkan betul-betul harus diwujudkan melalui sebuah tindakan yang berpacu dengan waktu. Mengapa demikian? Karena ia sadar betul bahwa masa lalu tidak akan pernah bisa dirubah dan kembali.  Ketika kita tidak bisa memanfaatkan waktu yang ada saat ini maka kita akan meninggalkan masa lalu di hari esok yang tak punya arti. Itu artinya satu peluang tentang kesuksesan dihari ini telah kita hilangkan. Sehingga muncullah penyesalan dikemudian hari. Seandainya saja dulu saya berusaha maksimal pasti saat ini saya tidak akan seperti ini. Seandainya jika dulu saya betul-betul sekolah untuk menuntut ilmu maka tidaklah mungkin saya merasakan kegetiran hidup seperti ini. Ya, inilah yang seringkali kita lakukan. Penyesalan selalu datang belakangan.

Berpacu dengan waktu tidaklah sama dengan roda mobil sedang berputar, dimana ketika ada sesuatu yang ditinggalkan dibelakang maka kita tinggal mundur saja untuk mengambilnya dan kondisi kembali pulih seperti sediakala. Melainkan berpacu dengan waktu tak ubahnya seperti melihat detakan jarum jam yang setia mengelilingi angka 1 hingga 12 sebagai tanda hari mulai petang dan itu menunjukkan malam akan segera tiba dan hari akan berganti. Kita bisa saja memperlambat jarum jam dengan mengesernya pada angka 1 lagi agar dalam hitungan waktu kita masih panjang. Namun kita tidak akan bisa mengeser perubahan hari yang mau tidak mau harus dijalani.

Dengan demikian manfaatkanlah waktu yang tersedia untuk berbuat sesuatu yang bermakna. Jika pada umumnya dikatakan bahwa time is money maka dalam kesempatan ini saya menambahkan time is opportunity, time is action dan time is success. Memang terlihat sepele namun dengan menghargai waktu adalah titik awal dalam menjemput sebuah mimpi besar.


Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 20 Desember 2017

*Sumber gambar: Google
                          

No comments

Powered by Blogger.