SEGELAS AIR
SEGELAS
AIR
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Beberapa
hari yang lalu ada seorang rekan kerja yang datang ke kantor. Saya tidak tahu apa
maksud dan tujuannya datang, namun yang saya tahu ia bercerita tentang sebuah
tulisan yang ditulis oleh seorang Profesor disalah satu perguruan tinggi
ternama di Indonesia. Ia mengatakan tulisan itu sangat bagus. Tulisan itu ia
dapatkan dari whatsapp yang
dikirimkan oleh penulis yang dimaksud. Saya merasa penasaran dengan tulisan
itu. Sehingga sayapun meminta kepadanya untuk mengirikan tulisan itu kepadaku.
Setelah
saya membacanya memang terdapat perbedaan tulisan seorang Profesor dengan tulisan
orang pada umumnya. Isinya singkat namun begitu dalam makna yang bisa kita
ambil. Logika berfikir sistematis dan ilmiah tertuang di dalamnya. Tulisan itu
bercerita tentang cara kita dalam memaknai sebuah permasalahan dalam hidup.
Hidup pada dasarnya adalah tantangan. Tidak ada kehidupan
manakala tidak ada tantangan. Tantangan adalah juga ciri kehidupan. Eksistensi
hidup ada pada tantangan tersebut. Tantangan juga adalah masalah. Tanda suatu
kehidupan adalah pada adanya masalah. Adanya masalah berarti adanya kehidupan.
Oleh karena itu, masalah tidak harus dihindari melainkan dihadapi. Masalah itu
pada dasarnya juga perubahan dan perubahan tersebut merupakan hidup itu
sendiri. Tidak mungkin disebut hidup jikalau tidak ada perubahan. Peruabahan
merupakan tanda bagi kehidupan. Berani hidup berarti berani juga berubah.
(Suwito)
Kutipan di
atas memberikan makna bahwa kita tak seharusnya takut dengan masalah, justru
sebaliknya kita harus menghadapinya. Mengapa demikian? karena kemanapun kita pergi
maka masalah juga akan menghampiri. Masalah itu adalah kehidupan. Orang yang
hidup berarti dia pasti berhadapan dengan
masalah. Dengan masalah kita di ajarkan untuk menjadi kuat dan dengan
masalah kita diajarkan untuk memaksimalkan potensi diri sehingga kita selalu
berubah untuk menjadi baik dari sebelumnya.
Lalu muncul
pertanyaan. Bagaimana kita melewati semua masalah sehingga kita mendapatkan
nilai positif dan bisa mengatasinya?. Barangkali kita harus belajar dari sebuah
tulisan yang penulis kutip (https://besaltnlight.wordpress.com). Tulisan ini menceritakan tentang
seorang tenaga pengajar yang bernama Steven Covey. Beliau adalah pakar Leadership-7 Habits. Singkat cerita tiba-tiba dalam
kuliah Manajemen Stress yang diampunya ia mengangkat segelas air dan bertanya
kepada para mahasiswa. Sepertinya ia sedang mencoba memberikan analogi tentang
masalah dalam kehidupan. pertanyaan yang dilontarkan berbunyi “Seberapa berat menurut Anda segelas air
ini?”. lalu para mahasiswa menjawab “mulai dari 200 gr sampai 500 gr. Lalu Steven
Covey pun memberikan tanggapan.
“Ini
bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama Anda
memegangnya,” Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika
saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya
selama 1 hari penuh, mungkin Anda harus memanggilkan ambulans untuk saya.
Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya
akan semakin berat. Jika kita membawa beban kita terus-menerus, lambat laun
kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya. Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat
sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Saya ingin mengajak Anda agar kita tidak
sepanjang hari terus merasa merana dan memikirkan kesulitan yang sedang kita
tanggung. Cobalah meninggalkan beban kita secara periodik agar kita dapat
merasa lebih segar, kuat, dan mampu membawanya lagi. Misalnya sebelum tidur
tinggalkan dulu beban itu. Apa pun beban yang ada di pundak kita hari ini, coba
tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi,
untuk dipikirkan juga jalan keluarnya. Saya yakin setiap orang punya masalah hidup masing-masing. Jangan kira
orang sukses dan kaya tidak punya masalah. Ya, mereka punya! Anda saja yang tidak
tahu urusan pribadi mereka. Masalah kita sendiri, bagi kita begitu berat, rumit
dan memusingkan, seakan tidak ada jalan keluar. Namun jika Anda mencoba melihat
orang lain lain yang lebih berat masalah hidupnya, Anda akan merasa beruntung
ternyata hidup Anda tidak seberat yang Anda kira selama ini. Semoga analogi
segelas air ini bisa mencerahkan pusingnya pikiran Anda dalam menghadapi
masalah hidup.”
Apa yang dikatakan oleh Steven Covey betul sekali. Bahkan ini
juga terjadi pada saya sendiri. Semakin kita mengenggam masalah dengan erat
maka semakin membuat tangan kita terbakar. Barangkali kita hendaknya
profesional terhadap diri sendiri. hendaknyalah kita belajar dari cerita
segelas air di atas. Kita semua memiliki masalah yang berbeda. Apa yang kita
anggap berat itu sangat mudah diselesaikan oleh orang lain. Artinya semua
masalah pasti ada jalannya. Jalan itu terletak pada cara kita dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan.
Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 13
Oktober 2018
*Sumber
gambar: Google
No comments
Post a Comment