Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

RAJAWALI

Oleh
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)


Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan ternama di nusantara. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang sangat beribawa dan disanjung oleh penduduknya. Raja memiliki seorang anak laki-laki yang pada saat itu telah menginjak remaja. Sang raja sangat menyayangi anak laki-lakinya dan berharap suatu saat menjadi penerus kerajaan ketika ia telah tiada.

Salah satu hobi sang raja adalah berburu, dan pada saat itu sampailah masanya sang raja mengajak anaknya untuk berburu kehutan. Sesampainya di hutan sang raja memerintahkan para parajurit untuk membagi dua kelompok. Kelompok pertama yang ikut dengannya dan kelompok kedua yang akan menemani putra kesayangannya. Dua kelompokpun telah dibagi dan mereka memencar untuk mendapatkan binatang buruan.

Tak lama menunggu, sang rajapun melihat seekor rusa yang melintas, tanpa fikir panjang rajapun mengambil anak panahnya dan menarik busur yanng diitujukan kepada rusa yang sedang mencari makan. Karena telah lama menjadi pemburu tidak sulit bagi raja untuk menahlukkan rusa dengan panahnya. Rusapun tumbang dan prajurit bergegas untuk menghampiri sang rusa.

Berbeda dengan anak sang raja. Tidak ada satu binatangpun yang lewat di depannya. Anak sang raja hampir putus asa. Dia sempat berfikir apakah karena ia masih pemburu pemula sehingga bau seorang pemburu tidak ada pada dirinya. Namun ketika berjalan ke depan sang pangeran melihat seokor anak burung rajawali yang sedang belajar terbang, namun anak rajawali tersebut tak mampu untuk terbang tinggi justru ia jatuh di depan sang pangeran. Sang pangeranpun menangkapnya dan membawa pulang. Sang raja membawa rusa hasil buruan dan sang pengeran membawa anak rajawali sebagai hasil tangkapan.

Sesampainya di istana, sang pengeran menaruh anak rajawali tersebut dalam kandang yang sangat megah. Sang pangeran sangat menyayanginya. Hari berganti hari sang pengeranpun begitu akrab dengan anak rajawali. Burung tersebut mulai patuh. Kemana-kamana sang pangeran selalu membawanya. Tibalah saatnya sang pangeran menginginkan anak rajawali tersebut bisa terbang tinggi. Namun setelah mencoba dan melatihnya rajawali kesayangan tak mampu terbang tinggi dan tetap kembali keranting tempat biasa ia bertengger.

Sang pangeran tak putus asa, ia tetap melatih dan mencobanya. Namun hasilnya kembali membuat sang pengeran merasa heran. Mengapa rajawali kesayangannya tersebut tak juga mampu terbang tinggi menembus awan. Akhirnya sang pangeran memutuskan untuk memanggil pelatih terkenal di negeri tersebut. Alhasil setelah beberapa bulan, sang pelatih memberitahukan bahwa ia menyerah. Burung rajawali yang dilatihnya tak juga kunjung bisa terbang tinggi.

Keheranan sang pangeran tersebut terjawab ketika ia memilih untuk memberikan amanah untuk melatih rajawali kesayangannya kepada seorang penduduk desa yang juga memiliki hobi yang sama dalam memelihara burung. Ia serahkan rajawali tersebut dan selang beberapa hari sang pangeranpun mendapat kabar gembira bahwa rajawali kesayangannya telah mampu terbang tinggi diangkasa.

Sang pangeran bertanya-tanya apa yang sesungguhnya dilakukan oleh pelatih tersebut. Tidak butuh waktu lama justru pelatih tersebut bisa membuat rajawali kesayangannya terbang tinggi. Pengeranpun bertanya kepada sang pelatih dan pelatih itupun menjawab bahwa “saya hanya memotong dahan tempat biasa ia bertengger yang membuatnya nyaman”.

Ternyata itulah usaha yang dilakukan oleh pelatih tersebut. Hasilnya seekor anak rajawali menjadi penahluk angkasa. Ia mampu terbang tinggi dan tak lagi dibayaki ketakutan dalam diri.

Saya rasa kita juga seperti itu. Kita adalah rajawali kehidupan. Tuhan telah membekali kita dengan segenap potensi dan kelebihan. Namun seringkali kita tak mampu menjadi seekor rajawali yang mampu terbang melambung tinggi. Seringkali rasa takut mendahului sehingga tak mampu untuk mencoba dan berbuat sesuatu yang belum kita lakukan selama ini.

Kita seringkali dikungkung oleh sesuatu yang disebut zona nyaman. Kita tak berani keluar darinya karena menganggap itulah tempat terbaik kita. Padahal banyak peluang lain yang bisa kita dapatkan selagi kita mau mencoba dan berusaha. Takut gagal, takut sia-sia, dan banyak lagi alasan yang membuat kita sebenarnya tak akan mampu bertahan.  (kisah di atas penulis kembangkan dari artikel yang ditulis oleh Ahmad Zaki Yusuf)

Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 10 Oktober 2018

No comments

Powered by Blogger.