THE POWER OF DREAMS 3: PANGGUNG SANDIWARA
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Benar dalam
lirik sebuah lagu bahwa dunia ini adalah panggung sandiwara. Dunia ini tak
lebih hanya tempat singgah dan tak abadi. Ketidak abadian terjadi pada segala
hal dalam menjalani kehidupan. Ada kalanya kita bersedih dan adakalanya kita
gembira. Ada kalanya kita miskin dan adakalanya kaya. Ada kalanya kita terluka,
kecewa dan ada kalanya kita mendapatkan sebaliknya. Ada kalanya kita kalah dan
adakalanya kita menang. Semuanya hanya menunggu waktu, sampai gilirannya
semuanya akan berubah.
Perubahan tersebut
tentunya tergantung pada cara kita menyikapi sesuatu yang ada. Tak ada yang
abadi dan tak ada yang terbaik menurut kita kecuali yang terbaik menurut-Nya. Ya,
Tuhan sang pemilik jagat raya. Kita bisa berencana namun hasilnya Tuhan yang
menjadi penentu. Apa yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut-Nya.
Ketika kita melawan arah maka lihatlah hasilnya. Kita tidak akan sampai pada
tujuan karena jalan yang kita lalui tidaklah benar. Oleh karena itu ikuti saja
jalan Tuhan. Bisa jadi apa yang kita benci itulah terbaik untuk kita. Bisa jadi
apa yang kita sukai justru itu adalah petaka bagi kita menuju kehancuran yang
membuat kita tak berkembang dan bangkit.
Saya yakin
kita semua punya mimpi. Begitu banyak mimpi yang hendak kita wujudkan. Hanya saja
tak pernah kesampaian karena kita sering merasa nyaman pada satu kondisi. Padahal
kenyaman tersebut akan membunuh cita-citamu untuk menjadi besar. Mengekang sehingga
kita tak mampu berkembang. Mengunci sehingga kita makin tersisih. Bukankah ada
sebuah kata motivasi yang pernah kita dengar “orang sukses adalah orang yang
mampu dari keluar dari zona nyamannya”. Keluar dari zona nyaman bukan berarti
kita harus bertentangan namun berusaha merebut peluang yang pada zona nyamanmu
tak akan pernah didapatkan.
Keluar dari
zona nyaman berawal dari fikiran positif yang menjadi kekuatan. Berfikir bahwa
kita mampu untuk menjadi besar dan melewatinya. Jangan dahulukan fikiran bahwa
dunia ini terlalu luas sehingga kita tak mampu memeluknya. Tetapi berawallah
dari fikirkan bahwa dunia ini kecil sehinggga tanganmu akan mampu memeluknya
dan kakimu akan mampu mengelilinginnya. Jadilah singa yang tangguh di hutan
belantara tetapi jangan jadi katak yang nyaring bunyinya di dalam tempurung.
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 20
September 2018
*Sumber gambar:
Google
No comments
Post a Comment