Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

CINTA MENGALAHKAN SEGALANYA




Oleh
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)


Ada satu kenangan yang tak bisa dihilangkan dari benakku tentang kegilaan yang pernah kita lakukan. Ingatkah kamu bahwa sore itu kau meminta aku untuk menemuimu esoknya tepat pukul dua dini hari dengan berpakaian olah raga. Tapi anehnya kau meminta aku datang tepat pukul dua dini hari, tidak boleh lebih cepat atau lebih lambat. Padahal kau tahu bahwa jarak antara tempat aku tinggal dengan tempat tinggalmu sangatlah jauh. Aku tinggal diujung lembang sementara kau tinggal dekat dengan pusat kota Bandung. Aku tidak punya motor yang bisa mengantarkanku kapan saja aku mau. Tapi aku hanya punya supir umum alias angkot yang terkadang jam segitu mereka masih enak tidur. Pada saat itu lembang belum ada transportasi online seperti sekarang yang beroprasi dua puluh empat jam. Aku tidak tahu apakah ini ujian yang kau berikan padaku atau hanya iseng-iseng saja.

Tapi aku tidak menyerah, aku turuti kemauanmu. Agar tidak terlambat aku memutuskan untuk bergerak dari lembang pukul satu dini hari. Ketika keluar dan berjalan dari kos kejalan raya perasaan cemas muncul apakah aku bisa menepati keinginanmu atau hanya berakhir dengan sia-sia. Keberhasilanku tergantung pada sopir angkot yang masih beroprasi pada saat itu. Jika tidak ada angkot berarti aku telah kalah. Karena tidak mungkin aku jalan kaki dengan jarak tempuh yang begitu jauh dan seandainya aku tetap bersikukuh untuk berjalan kaki juga pasti aku tidak bisa sampai ketempatmu tepat pukul dua.

Setelah dirundung cemas akhirnya ketakutanku terjawab ketika melihat ada satu angkot yang masih ngetem ditepi jalan. Supirnya sedang tidur, tanpa rasa takut aku membangunkannya dan meminta mengantarkanku dengan catatan aku memberikan uang tambahan ongkos kepadanya. Alhamdulillah bapak supirnya setuju dan kamipun melaju kencang menuju Bandung. Tepat pukul satu lebih empat puluh menit kamipun tiba digerbang kampus UPI. Tempat tinggalmu berada di belakang kampus tersebut. Akupun turun dan berlari agar sepuluh menit yang tersisa bisa digunakan untuk sampai ketempatmu. Walaupun wilayahnya tidak begitu luas namun melintasi kampus UPI dari depan sampai ke belakang juga memembuat tenaga terkuras. Karena berlari dalam kecemasan membuat kaki terasa seperti mau lepas. Tapi aku tak mau kalah dan akhirnya aku sampai di depan rumahmu tepat pukul dua seperti yang kau inginkan dan aku menelponmu untuk keluar.

Dengan wajah yang sepertinya girang melihatku lelah kau mengajakku berjalan menuju salah satu bukit yang lumayan tinggi di dekat tempat tinggalmu. Jaraknya tidak begitu terlalu jauh. Sesampainya di atas bukit kau menyatakan alasan mengapa melakukan itu.  Ada dua alasan yang kau sebutkan. Pertama, benar dugaanku kau ingin mengujiku, dan kedua, kau ingin melihat matahari terbit bersamaku pagi itu.

Singkat cerita, dengan ditemani rasa dingin kamipun disambut subuh yang ditandai matahari dengan malu-malunya mulai menampakkan diri. Ia muncul dari celah gunung yang menjulang tinggi. Sungguh indah pemandanan pagi itu. Kumandang azan menggema dimana-mana dan kamipun pulang. Ini sulit untuk dilupakan.


Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 24 September tus 2018
Sumber gambar : Google

No comments

Powered by Blogger.