TEPIAN HATI: SANG PUNGGUK MERINDUKAN BULAN
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Kita tidak akan tahu dimana hati akan
berlabuh. Dimana tali akan ditambatkan pada hati yang mampu memberikan
kenyamanan. Rasa nyaman yang dimiliki tidak bisa dipaksa, justru sebaliknya ia
akan muncul begitu saja ketika telah menemukan orang yang tepat untuk
menemaninya. Kenyamanan sangat penting bagi sebuah hubungan. Rasa nyaman akan
mampu mengalahkan segalanya yang tak bisa tergantikan oleh emas permata. Ketika
nyaman sudah tidak dirasakan maka siap-siaplah karena itu adalah awal retaknya
suatu hubungan.
Ya, rasa
nyaman. Kerena rasa nyamanlah membuatku betah untuk menunggumu. Meski kita
tidak lagi bersama, namun aku selalu yakin bahwa engkau adalah orangnya, suatu
saat kita akan dipertemukan kembali dan bersatu. Engkau yang akan menemaniku menggapai
mimpi besar yang telah kita rencanakan. Lanjut studi bersama keluar negeri, dan
lain-lain. Sangat indah bukan. Aku tidak bosan menjalani hari-hariku dengan
penantian. Untuk mendapatkan kabarmu sengaja aku mencari teman dekatmu. Aku
selalu bertanya kepada dia apakah engkau baik-baik saja, atau setiap pagi ku
intip sosial mediamu hanya untuk melihat engkau sedang apa disana. Memang aneh
tapi itulah yang kulakukan setelah engkau memutuskan untuk menjauh dariku.
Walapun kita
tidak lagi bersama dengan mendengar kabarmu baik-baik saja sudah cukup bagiku.
Aku tidak tahu mengapa aku menjadi seperti ini. Aku tidak hiraukan ocehan orang
ketika mengetahui bahwa aku sedang mabuk dalam penantian semu, sampai kapan?
Itulah yang muncul dari mulut mereka yang mengkhawatirkanku. Tapi sekali lagi
semua itu tak pernah aku hiaraukan. Sampailah pada suatu kondisi aku tersadar,
ternyata apa yang dikatakan oleh orang-orang dekatku benar, benar bahwa aku
sebenarnya sedang bermimpi. Aku adalah sang Pungguk yang sedang merindukan
bulan. Aku tidak sadar sampai kapanpun aku tidak akan bisa memiliki dan
menggapaimu. Engkau dan aku telah terpisahkan oleh orang lain yang ternyata
lebih memberikan kenyaman bagimu, dan aku hanyalah serpihan hati yang bertambat
dan berlabuh sebentar pada dermaga hatimu. Aku tidak menetap justru orang
lainlah yang saat ini menetap dalam hatimu.
“Mungkin
inilah yang dinamakan cinta, kenyamanan yang tak terbatas meski senyumku
disetiap pagi tak lagi pernah terbalas”
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 10
Juni 2018
*Sumber
gambar: Google
No comments
Post a Comment