Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

GORESAN CINTA PENA 19 : MENULIS DAN MENEMUKAN IDE




Oleh
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Sebagian besar diantara kita pasti punya keinginan untuk menjadi penulis. Tetapi seringkali tidak terwujud karena tak mampu untuk menulis. Ketidakmampuan dalam menulis disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah “ide”. Ide tak ditemui sehingga malaspun menghantui. Ketika malas telah menghampiri maka menulispun tak akan terjadi. Sehingga keinginan untuk menjadi penulis tak pernah menjadi realistis.

Menemukan ide bagi penulis pemula memang tidak mudah. Hal ini pernah saya alami ketika dulu ingin memulai merangkai kata dalam bait-bait indah. Seringkali terbentur sehingga langkah menjadi surut dan akhirnya goresan tinta pena tak pernah ada. Tetapi saya tak menyerah dan terus mencoba. Ketika jenuh saya tinggalkan tetapi esok saya mencobanya kembali. Hasilnya memang tak menyalahi usaha. Sekarang saya mulai tebiasa menulis dan idepun sepertinya tidak pernah habis. Walaupun tulisan yang saya hasilnya berbeda setiap harinya tetapi menulis tetap terjaga. Ada dua cara yang bisa dilakukan agar ide selalu ditemukan, diantaranya sebagai berikut:

Membaca
Menulis dan membaca adalah suatu yang tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, jika ingin menjadi penulis maka rajinlah membaca. Membaca tulisan orang lain bisa berupa apa saja, apakah itu dalam bentuk buku, artikel dan lain-lain. Dengan membaca wawasan kita akan semakin berkembang dan terbuka sehingga menyebabkan ide pun akan mudah kita temukan. Orang yang rajin membaca bukan saja ia menemukan ide dalam bentuk tema yang akan diangkatnya melainkan ia juga akan menemukan titik awal dari mana ia harus menuliskannya. Karena tidak bisa dipungkiri ketika ide telah ada tapi bingung untuk memulainya berujung pada kebuntuan dalam merangkai kata.

Sensitif
Bagi seorang penulis ide bisa ditemukan darimana saja. Bisa dari apa yang dilihat, dirasa, didengar dan ditemukan. Tetapi ia harus senstif. Kata sensitif ini bukanlah berkonotasi pada sesuatu yang negatif melainkan pada kemampuan dalam mengambil makna dari apa yang terjadi. Sehingga ketika sensitif ini dimiliki tidak ada istilah apa yang dilihat, dirasa, didengar dan ditemukan tidak bisa dijadikan bahan tulisan. Sebagai contoh, saya suka melihat senja, maka dari warna jingga yang menghiasi senja akan bisa jadi bahan tulisan yang hendak saya angkat. Tapi ingat ya, ketika ide itu muncul jangan diamkan berlama-lama, tetapi segeralah untuk menuliskannya, karena jika didiamkan ide itu akan perlahan hilang.

Ayo menulis.....................


Bandung, 27 Juni 2018
*Sumber gambar: Google

No comments

Powered by Blogger.