KETIKA AL – QUR’AN HADIR BERSAMAMU 4 : KESEIMBANGAN DALAM HIDUP
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
“Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Q.S. Al Qashash
: 77
Saudaraku dunia ini sangat luas. Tuhan
memberi kebebasan kepada manusia untuk menjemput rahmat-Nya dimanapun kita
berada dan kapanpun itu. Tidak ada sekat dan perbedaan antara si A dan si B
atau si C. Semuanya punya hak yang sama untuk meraih segala yang diimpikan. Namun
walaupun demikian janganlah lupa kepada-Nya. Tuhan sang pemilik alam semesta. Karena
sejauh apapun kita melangkah, sekuat apapun tenaga yang kita keluarkan, dan
sebanyak apapun tindakan yang kita lakukan jika Tuhan tidak berkehendak maka
semua tidak akan ada artinya.
Inilah konsep
keseimbangan dalam hidup. Semuanya harus seimbang. Keseimbangan akan muncul
ketika dunia dan akhirat melebur menjadi satu dalam setiap tindakan dan
perbuatan. Ketika kita berharap banyak tentang keuntungan di dunia maka
janganlah lupa tentang akhirat yang pasti akan tiba. Tiba saatnya kehidupan
abadi itu akan menghampiri dan keagungan di dunia akan hilang ditelan bumi. Keseimbangan dalam hidup akan melahirkan
ketengan pada diri. Ketika kita memiliki harta yang berlimpah maka gunakan itu
sebagai penerang kehidupan disurga. Ketika kita memiliki kekuasan maka
gunakanlah kekuasaan itu sebagai jembatan untuk meniti kehidupan yang lebih
abadi.
Saudaraku dunia
ini hanya sebentar. Semua yang kita raih di dunia ini hanyalah titipan sesaat,
sampai waktunya titipan itu akan kembali kepada sang pemiliknya. Oleh karena
itu janganlah lupa dan lengah. Begitu juga sebaliknya kita tidak boleh lupa
akan kehidupan di dunia. Karena dengan kehidupan di dunialah kejayaan di
akhirat akan kita raih.
Dalam mengais
rizki banyak cara Tuhan untuk menguji. Ada yang diuji dengan kakayaan dan ada
juga yang diuji dengan kemiskinan. Ujian
tersebut merupakan cara Tuhan agar manusia mengerti tentang keseimbangan. Ketika
kita miskin maka janganlah berburuk sangka kepada Tuhan seolah-olah Ia telah
lupa. Melainkan tetap berusaha untuk menjemput rahmat-Nya. Ketika kita telah
berusaha namun hasilnya juga tidak maksimal, maka lakukan instropeksi diri. Barangkali
ada yang salah dengan cara dan usaha yang kita lakukan. Bisa jadi keseimbangan
belumlah kita lakukan. Kita sibuk mencari namun lupa akan zat yang memberi. Sehingga
usaha yang kita lakukan tidak menjadi berkah dan ibadah dalam kehidupan.
Bengkalis, 07
April 2018
*Sumber
gambar: Google
No comments
Post a Comment