JEJAK SANG MAHASISWA 3 : GALAU DENGAN JURUSAN
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Semester satu pun telah dilewatkan
yang dibuktikan dengan selesainya Ujian Akhir Semester (UAS). Ini berarti sebentar lagi akan masuk semester dua.
Libur semesterpun tiba, dua minggu kami diberikan jatah untuk berlibur. Setelah
dua minggu berlibur akupun kembali ke kampus untuk mengikuti perkuliahan pada semester
dua. Namun pada semester ini perkuliahan
makin terasa begitu berat, tugas semakin banyak, disamping itu rasa galau juga mulai
muncul terhadap jurusan yang diambil. Aku mengambil jurusan Manajemen
Pendidikan Islam (MPI).
MPI
bukanlah jurusan yang kucita-citakan. Dari awal aku ingin mengambil jurusan
yang ada di fakultas ekonomi, lebih tepatnya pada jurusan yang berhubungan
dengan dunia perbankan. Karena semenjak sekolah memang mengimpikan untuk bisa bekerja
di Bank. Berpakaian rapi, smart dan lain-lain. pokoknya itulah pilihanku. Tapi entah
kenapa semuanya diluar dugaaan. Pada saat mendaftarkan diri aku sempat
dinasehati oleh famili kebetulan dia adalah seorang kepala sekolah. Beliau menyuruhku
untuk mengambil jurusan yang berhubungan dengan keguruan. Alhasil akhirnya
dengan rasa terpaksa aku mengikuti kemauan mereka dan kalau gak salah pada saat
itu aku memilih dua jurusan keguruan yaitu; ilmu hadist dan fiqih.
Tapi yang
anehnya ketika lulus tes aku terdaftar sebagai mahasiswa MPI yang sama sekali
tidak aku pilih. Inilah mungkin resiko jika kita masuk jalur lokal yang
kehadirannya hanya untuk menyisipi kekurangan. Tapi yasudahlah pada saat itu aku mencoba
untuk berdamai dengan keadaan, muncul dalam benakkku barangkali ini adalah
pilihan yang Tuhan yang telah ditetapkan. Aku harus menjalaninya. Namun itu tak
semudah yang dibayangkan. Kuliah pada jurusan yang tidak diminati itu memang sesuatu
yang luar biasa. Aku sempat tak bersemangat untuk kuliah. Apalagi dari cerita
kakak senior, bahwa jurusan MPI adalah jurusan buangan, yang penempatan
kerjanya belum jelas. Ingin mengajar tidak bisa karena MPI bukanlah dicetak
menjadi tenaga pendidik tetapi lebih cenderung sebagai tenaga kependidikan
seperti TU, Kepala Sekolah dan yang sejenisnya. Sementara itu, jika ingin
menjadi TU juga sulit. Karena TU itu bisa dihitung jari formasiya disekolah. Bahkan
dalam formasi CPNS tidak ada. Apalagi ingin jadi kepala sekolah sangat sulit
sekali. Karena aturan mengatakan bahwa jika ingin menjadi kepala sekolah harus
pernah menjadi guru selama enam tahun.
Ini merupakan
kegalauan yang begitu berat bagiku ketika itu. Karena memang saat itu mindset yang dibangun ingin mencari
kerja. Ingin pindah jurusan rasanya juga berat. Karena jika ingin pindah ke jurusan
perbankan, maka banyak mata kuliah yang akan hangus karena tidak satu fakultas.
Oleh karena itu kembali ku mantapkan diri, aku tidak boleh seperti ini. Inilah adalah
peluang. Masih banyak orang di luar sana ingin kuliah namun terbentur karena
biaya, tidak lulus tes dan lain-lain. Sementara aku yang sudah lulus dan kuliah
masak melewatkan kesempatan yang diberikan. Barangkali melalui jurusan ini
suatu saat aku bisa menjadi besar. Inilah yang muncul dari benakku. Karena memang
tidak semua yang kita anggap itu baik maka baik menurut Tuhan tetapi sesuatu
yang baik menurut Tuhan pasti terbaik bagi hambanya.
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 17
Februari 2018
*Sumber
gambar: Google
No comments
Post a Comment