GORESAN TINTA PENA 11 : ISTIQOMAH DALAM MENULIS
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Salah satu permasalahan terbesar bagi seorang
penulis adalah menjaga konsistensi atau bahasa lainnya adalah istiqomah dalam
menulis. Seringakali waktu yang tidak ada atau kesibukan dijadikan alibi yang
menutupi diri untuk melahirkan sebuah karya. Padahal ketika kita tidak menulis
di hari ini maka kita akan menggali sebuah kuburan untuk hari esok dan seterusnya
dan itu menjadi pengubur mimpi sebagai seorang penulis sejati. Oleh karena itu
jika ingin menjadi penulis maka mulai hari ini menulislah secara istiqomah. Menulislah
tentang apa saja, yang jelas menulis dan bisa memberikan manfaat bagi pembaca. Memang
ini berat, karena untuk mengalahkan orang lain itu biasa saja namun mengalahkan
diri sendiri itu yang luar biasa. Butuh perjuangan untuk keluar dari rasa
malas, rasa bosan dan rasa ketidakmampuan.
Begitu banyak godaan yang
membuat niat untuk menjadi penulis menjadi urung. Tapi itu bisa dikalahkan
ketika kita mengaplikasikan beberapa upaya, apa itu? diantaranya adalah:
Jadikan
menulis sebagai kebutuhan
Menulis itu akan terasa
berat ketika tidak dibiasakan. Namun sebaliknya jika dibiasakan menulispun akan
menjadi ringan. Bahkan dalam waktu yang singkat saja beberapa tulisan akan bisa
kita hasilkan. Oleh karena itu jadikan menulis sebagai kebutuhan kita setiap
harinya. Ketika ini dilakukan maka menulis setiap hari tidak akan jadi masalah.
Justru sebaliknya, ketika kita tidak menulis hari ini pasti akan terasa ada
yang kurang dalam diri yang hanya akan terobati ketika kita menulis lagi.
Tetapkan
target
Menulis itu butuh target. Menetapkan
target tulisan setiap harinya akan menggiring diri untuk istiqomah dalam
menulis. Buatlah target menulismu. Tidak perlu banyak, apakah satu halaman atau
dua halaman setiap harinya. Lakukan itu terus menerus. Inilah yang penulis
lakukan. Memang awal menulis itu terasa begitu berat tetapi seiring perjalanan
waktu rasa berat berubah jadi sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan
seringkali target itu tetap terpenuhi bahkan melebih target menulis setiap
hari.
Keyakinan
akan sebuah proses
Seorang penulis papan
ataspun pasti pernah merasakan kondisi dimana ia berada pada posisi terendah dalam
menulis. Tidak dihargai, tidak ada yang membaca atau justru mencemeeh apa yang
kita tulis. Ya, itu biasa. Biarkan saja. yang jelas tugas kita menulis. Selagi apa
yang kita tulis itu positif maka jangan pernah berhenti. Karena jika hari ini
kita tidak menjadi penulis terkenal yakinlah suatu saat kita pasti akan menjadi
penulis. Tapi ingat menjadi penulis terkenal tergantung pada apa yang kita
lakukan hari ini. Apakah kita istiqomah dalam menulis atau sebaliknya.
Cari
lingkungan yang mendukung
Munulis itu butuh suplemen
agar menulis secara konsisten. Salah satu suplemen yang bisa menjadikan kita
konsisten dalam menulis adalah lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang
dimaksud dalam hal ini adalah teman-teman yang mendukung, saling memotivasi
dalam satu visi. Visi untuk memiliki karya sebagai tanda bahwa kita pernah ada.
Dengan demikian carilah teman yang saling memberikan energi positif bukan
sebaliknya.
Bengkalis, 28 Februari
2018
*Sumber gambar: Google
No comments
Post a Comment