Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

LENTERA HATI 8 : MAN JADDA WAJADA




Oleh
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Semua manusia pada dasarnya memiliki segenap potensi yang membuat hidup lebih berarti. Agar potensi diri berjalan seimbang maka Tuhan membekali kekurangan dan kelebihan. Kekurangan bertujuan mengontrol kelebihan agar tidak keluar dari jalur ketentuan. Sedangkan kelebihan bertujuan untuk meminimalisir kekurangan agar menjadi manusia yang mulia disisi Tuhan.

Hidup itu pilihan apakah ingin selalu menjadi orang yang kalah atau menjadi pemenang bagi kehidupan. Apakah ingin jalur kekiri tau kekanan. Semuanya ada ditangan kita. Sehingga kurang bijak kiranya jika kita selalu menyalahkan dan bertanya kepada Tuhan “mengapa Tuhan tidak adil kepadaku?”. Buang prasangka buruk terhadap Tuhanmu. Karena Tuhan itu maha adil, namun manusialah yang selalu tidak adil kepada Tuhanya. Perbanyaklah bertanya kepada dirimu sendiri (intropeksi diri). Mengapa kita tidak bisa sukses seperti dia dan mereka, bisa jadi ada yang salah dalam cara kerja dan usaha yang kita lakukan.

Lakukan itu dari sekarang juga. Lakukan semunya dengan satu kalimat “Man Jadda Wajada”. Kalimat tersebut saya dapatkan dari ungkapan salah seorang Ustads (guru) yang ada di dalam film Indonesia pavoritku yang berjudul “Negeri Lima Menara”. Singkat cerita film ini  mengisahkan tentang perjuangan anak negeri untuk menggapai sebuah mimpi. Meskipun mereka serba terbatas namun tak merubah tekad menjadi manusia tanpa batas. Film ini membuatku membuka mata, fikiran dan hati bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi kita punya kemauan. Tapi ingat kemauan harus di realisasikan dalam tindakan yang membuat kemauan menjadi suatu kenyataan. Jika kemauan hanya sebatas impian namun tak mau untuk melakukan maka itu tak ubahnya hanya seperti pemimpi yang mimpinya tak akan kunjung terjadi.

Inilah makna kalimat “Man Jadda Wajada”, yaitu sebuah keteguhan diri untuk melakukan sesuatu dengan cara bersungguh-sungguh. Kesungguhan akan menggiring kita untuk melakukan sesuatu dengan cara maksimal dan optimal. Kita tidak akan menyerah ketika apa yang diiginkan belum tercapai. Ketika terbentur dengan suatu masalah maka belajar untuk mengenali masalah itulah yang dilakukan. Sehingga tidak ada kata ‘aku tidak bisa” selagi kita mau belajar. Prasangka-prasangka positif menjadi ruh dalam setiap aktivitas yang membuat pondasi hidup tak gentar dengan masalah dan tak masalah dengan kegagalan yang terkadang membuat kita gentar.  



Bengkalis, 20 Januari 2018
*Sumber gambar: Google

No comments

Powered by Blogger.