GORESAN CINTA PENA 2 : KOMITMEN MENULIS
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
“Menulis itu perkara
mudah namun komitmen untuk menulis itu yang paling susah”
Saat ini alhamdulillah
hari-hariku nyaris tak pernah absen untuk menulis. Berbagai tulisan yang ku
hasilkan sesuai selera pada setiap harinya untuk menulis apa. Ada tulisan
motivasi yang gaya bahasanya tidak terlalu kaku dan ada juga tulisan ilmiah
yang cara penuangan hasil fikiran harus berdasarkan kajian teori yang mendalam sehingga
membuat gaya bahasanya terkesan membosankan.
Mungkin teman-teman
mengira wah enaknya ya sudah bisa menulis setiap hari. Ya, itu betul sekali. Mengapa
demikian? Karena hari-hariku terasa begitu berarti segala yang dilihat, apa
yang dirasakan dan apa yang ditemukan sebisa mungkin akan aku jadikan bahan
tulisan. Sehingga tak heran jika tulisanku setiap harinya pasti mengusung topik
yang berbeda. Mampu mengahasilkan karya itu rasa puasnya luar biasa yang tak
akan bisa digantikan oleh uang dan permata. Hari-hari terasa lebih produktif
karena menulis. Itu adalah manis dari buah menulis. Tapi jangan bayangkan semua
itu kulalui tanpa hambatan. Berbagai hambatan untuk bisa menulis setiap hari
itu sungguh banyak sekali. Yang paling sulit untuk dijaga adalah “komitmen”. Komitmen
menulis itulah yang paling berat.
Lantas muncul pertanyaan
bagaimana caranya agar menulis bisa kita lakukan secara instiqomah (komitmen)?.
Ada beberapa catatan yang kualami sehingga bisa menulis setiap hari. Tapi mohon
digaris bawahi ini hanya dari sudut pandang dan pengalaman pribadi. Bisa jadi
sama dengan lainnnya bisa juga tidak. Jika sama silahkan diterapkan jika tidak
silahkan dibuang jauh-jauah. Pertama, jagalah motivasimu. Motivasi itu
adalah bagian paling mendasar untuk kita bisa menulis. Jika motivasi tidak ada
maka sebanyak apapun ide di kepala tak akan mampu menggerakan jemari untuk
mulai merangkai kata. Oleh karena itu jagalah motivasimu. Mengapa mesti dijaga?
Karena motivasi itu adakalanya begitu tinggi dan adakalanya nyaris hilang tak
memunculkan diri. Nah ketika motivasi tinggi tidak heran kita akan mampu
menulis setiap hari, tapi ketika motivasi hilang jangankan menulis setiap hari,
untuk menghasilkan satu tulisan dalam satu bulan saja akan berat kita lakukan. Dengan
demikian sekali lagi jagalah motivasimu. Menjaga motivasi banyak caranya. Diantara
cara tersebut yang seringkali kulakukan adalah, membaca buku, membaca tulisan
teman-teman lainnya, berinteraksi dengan penulis-penulis yang telah banyak
mengahasilkan karya dan bayangkan satu karya fenomenal kita sudah ada di depan
mata.
Kedua,
ingat janji pada dirimu. Seperti penjelasan di atas terkadang menulis itu
terasa begitu mengasyikkan dan ada juga terasa begitu membosankan. Lantas jika
kita bosan apakah kita tidak perlu menulis. Tidak. Tetaplah menulis. Karena jika
kita ikutkan rasa bosan yang ada pada diri maka kedepanya menulispun tak akan
bisa kita lakukan. Semuanya akan terasa berat. Ide tak muncul-muncul, jemaripun
terasa pegal-pegal. Minimal tulislah tentang apa yang sedang kita rasakan. Jika
bosan tulislah tentang kebosananmu. Tapi tentunya kalimat yang dikeluarkan
harus dikemas sedemikian rupa agar terasa nikmat untuk dibaca. Disamping itu ketika bosan menghantui
maka ingatlah janji yang pernah diiikrarkan dalam diri. Meski itu tak pernah
disadari tapi ketika kita mengatakan “mulai sekarang aku ingin jadi menulis
atau aku ingin menulis” itu sebenarnya kita telah berjanji pada diri sendiri. Oleh
karena itu jangan pernah mengingkari janji. Janji harus ditetapi agar menulis
tak pernah absen setiap hari. Janji yang pernah diikrarkan terdapat makna cinta
yang membuat kita tetap bertahan. Cinta akan mengalahkan rasa bosan. Bak kata-kata
bijak seorang sahabat bukan cantik yang membuat kita cinta tapi cintalah yang
membuat kita melihat seseorang itu terlihat cantik. Menulis juga seperti itu
ketika cinta terhadap menulis tak pernah ada maka bosanpun terus menjelma.
Ketiga,
jadikan menulis sebagai kebutuhan. Menulis itu akan terasa berat ketika tidak dibiasakan.
Jangankan menulis beberapa paragraf menulis satu baris saja itu susahnya luar
biasa. Tapi apa yang terjadi ketika menulis dibiasakan maka ide pun mulai
bergentayangan dan kata-katapun seolah-olah tak pernah putus untuk menyambung
kalimat demi kalimat dalam tulisan. Oleh karena itu jadikan menulis sebagai
kebiasaan. Kebiasakan akan berubah
menjadi kebutuhan. Ketika butuh maka tidak ada kata “aku tidak menulis hari ini”
tapi “aku ingin menulis apa hari ini”.
Inilah sekilas catatan
pribadi tentang komitmen dalam menulis. Semoga bermanfaat dan menginspirasi
para penulis. Aminnn..
Bengkalis, 23 Januari 2018
*Sumber gambar: Google

No comments
Post a Comment