PENDIDIKAN ITU MEMBODOHKAN
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Pendidikan itu pendewasaan diri. Kedewasaan diri seseorang
akibat pendidikan yang diperoleh tercermin melalui prilaku yang sopan dan
santun, cara berfikir yang panjang dan matang, tindakan yang saling menghargai dan
keberanian dalam mengambil keputusan yang bijaksana. Dengan pendidikan
diharapkan setiap individu bisa tumbuh dan berkembang sesuai kemampuan yang
dimiliki sebagai manusia mandiri. Pendidikan dilalui dari tidak tahu menjadi
tahu. Proses pendidikan terjadi karena ada rasa penasaran tentang hakikat
sebuah kebenaran. Proses mencari tahu tentang kebenaran inilah yang disebut
proses pendidikan.
Pendidikan diselenggarakan
dalam tiga ranah yang berbeda namun memiliki benang merah antara satu dengan
lainnya. Ada pendidikan formal yang diselengarakan disekolah. Ada pendidikan
informal yang diselenggarakan di dalam keluarga dan ada pendidikan non formal
yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat. Meskipun mereka berbeda dari
sisi wilayah namun ketiga ranah tersebut adalah tiga mata sisi pendidikan yang
tak terpisahkan dalam tujuan yang sama.
Pendidikan adalah
membodohkan. Mungkin kalimat ini terdengar sedikit ekstrim. Karena pada umumnya
bukankah kita tahu bahwa pendidikan itu seperti yang dikatakan oleh para ahli
dan Undang-Undang adalah mencerdaskan. Tetapi mengapa saya berani mengatakan
bahwa pendidikan seperti itu. Ya, betul sekali jika dilihat dari sisi hasil (output) pendidikan itu adalah
mencerdaskan. Namun dari sisi proses pendidikan itu adalah semakin membuat kita
terlihat bodoh. Pendidikan adalah proses mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki. Semakin tinggi pendidikan yang didapat maka semakin tahulah kekurangan
kita. Semakin belajar maka semakin banyaklah pengetahuan kita tentang apa yang
tidak kita tahu.
Pendidikan yang membodohkan adalah tropong diri. Memdodohkan
disini mengarah pada keinginan untuk
selalu belajar dan terus belajar atas kekurangan agar bisa menjadi kekuatan. Orang
yang tinggi ilmunya akan selalu merendahkan diri karena ia selalu merasa bodoh.
Dengan kebodohan tersebut akan membuat ia selalu dekat dengan nilai-nilai
kebenaran. Tidak angkuh dan tidak sombong yang merasa dirinya adalah orang yang
serba tau. Karena dengan sendirinya keangkuhan dan kesombongan yang ditunjukkan
adalah cerminan pendidikan yang ditempuh belumlah berhasil. Ilmu yang diperoleh
masih rapuh bagaikan berdiri di atas pondasi yang tidak kokoh. Orang yang
merasa dirinya paling hebat sesungguhnya menunjukkan kualitas diri yang tak
bermanfaat. Ilmunya hanya untuk diri sendiri yang tak mau dibagi. Kebenaran hanya
dari sudut pandang dia sendiri tanpa mau dikritisi. Hidupnya terasing karena
orang tidak mau bersahabat.
Pendidikan yang
membodohkan selalu bediri diatas prinsip hidup yang memandang setiap manusia tidak
ada yang sempurna. Semuanya ada kekurangan dan kelebihan. Sharing ilmu selalu
dipegang teguh “apa yang dia miliki belum
tentu orang lain miliki dan apa yang orang lain miliki juga belum tentu ia
miliki”. Kecerdasan akal yang kita miliki menjadi modal bagi orang lain
untuk mandiri. Saling berbagi dan saling
mengisi. Berani mengkoreksi orang lain maka kita juga harus berani intropeksi
diri. Inilah makna sesungguhnya dari pendidikan yang membodohkan.
*Sumber gambar: Google
Semoga bermanfaat..
Bengkalis, 22 november 2017
No comments
Post a Comment