GERAKAN MUTU DALAM PENDIDIKAN
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen
STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Manajemen
mutu terpadu (MMT) atau Total Quality Management (TQM) merupakan sesuatu yang
baru dalam dunia pendidikan. MMT awal mulanya
berasal dari dunia bisnis. Sedikit sekali literatur yang membahas
tentang MMT dalam bidang pendidikan sebelum tahun 1989-an. Sehingga mau tidak
mau pada saat itu literatur MMT didunia bisnis menjadi acuan utama dalam
penerapannya di dunia pendidikan. MMT adalah metode baru yang membuka mata dan
fikiran para pengelola pendidikan dengan memandang mutu sebagai keharusan dan
absolut. Metode MMT lahir pertama kali di Amerika pada awal tahun 1990-an
dan dalam tahun yang sama Inggris juga
mengadopsi metode ini. Pada tahun inilah MMT mulai berkembang dalam sistem
pendidikan di dua negara tersebut. Reorganisasi lembaga pendidikan yang
mengadopsi sistem MMT bermula dari pendidikan tinggi dan berlanjut kepada
sekolah-sekolah yang ada di Amerika dan Inggris.
Meskipun MMT mulai
berkembang dan dikenal orang bukan berarti tidak ada kontra dari lembaga
pendidikan lainnya yang ada dinegara tersebut. Masih terdapat keengganan dari sebagian
besar lembaga pendidikan dalam penerapan metode baru ini. Keengganan itu
didasari pada alasan kurang minatnya dari masing-masing lembaga atas penggunaan
metode bisnis dalam pendidikan. Mereka mengganggap proses pendidikan tidaklah
sama dengan proses penciptaan produk-produk layaknya dalam dunia industri.
Namun sikap kontra
tersebut tidak berlama-lama dengan adanya strategi baru yang dilakukan oleh
pelaku pendidikan yang betul-betul ingin menerapkan MMT dalam pendidikan. Strategi tersebut berupa
penempatan guru dalam industri. Darisanalah kerjasama antara pendidikan dan
dunia bisnis mulai menemukan titik terang. Kerjasama tersebut merubah paradigma
pelaku pendidikan lainnya untuk menerima konsep bisnis dalam penerapannya dalam dunia pendidikan.
Dengan timbulnya
pemahaman dan kerjasama yang baik tersebut membuat para pelaku pendidikan yang
awalnya kontra menjadi pro. Keinginanan untuk terus mengkaji dan menerapkan
konsep mutu menjadi berkembang pesat. Peningkatan mutu menjadi semakin penting untuk
dipahami dan dilaksanakan bagi setiap lembaga pendidikan. Awalnya mutu sebagai
sesuatu yang dipertentangkan berubah menjadi sesuatu yang perlu dilakukan. Pelayanan
atas jasa pendidikan menjadi prioritas utama bagi institusi. Dimana pelayanan
tersebut tertuju pada siswa sebagai pelanggan pendidikan.
Fokus atas kebutuhan
pelanggan menjadi hal yang tak asing lagi terdengar dari masing-masing instusi.
Semuanya melek akan mutu. Segala kegiatan diarahkan pada terciptakan kepuasan
dari pelanggan yang dimiliki. Kegiatan berbasis prencanaan mulai dilakukan. Transparansi
program sekolah menjadi suatu prinsip yang dilakukan oleh masing-masing
lembaga. Tranparansi program dilakukan guna memberikan kejelasan kepada orang
tua tentang program pendidikan dan bisa memberikan masukan dari para orang tua.
Beranjak dari sana
mulailah manajemen mutu terpadu dalam pendidikan mendapatkan dukungan resmi
dari beberapa lembaga. Kurang lebihnya tercatat ada 16 lembaga pendidikan yang menyatakan
siap untuk melaksanakan MMT. Pada tahun itu (1991) para Dewan Rektor dan Kepala
Sekolah mulai mempublikasikan MMT lewat sebuah buku yang berjudul Teaching Standards and Exellence in Higher
Education. Dari tahun tersebutlah mulai MMT dikenal oleh kebeberapa negara
lainnnya dan terus berkembang hingga saat ini. Bahkan sekarang termasuk Indonesia
manajemen mutu terpadu bukan lagi sesuatu yang asing kita dengar melainkan
telah mendarah daging dalam sistem pendidikan nasional kita.
Sumber
bacaan
1.
Edward Sallis. (2007). Total
Quality Management In Education; Manajemen Mutu Pendidikan.
(Penerjemah: Ahma Ali Riyadi dan Fahrurrozi), cetakan ke. V, Yogyakarta:
IRCISoD.
2. Lewis Elton and Patricia Partingson. (October 1991). Teaching Standars and Excellence in Higher Education, Occasional
Green paper No. 1, Sheffield, Committe of Vice-Chancellors and Principals of
the Universities of the United Kingdom.
*Sumber gambar: Google
No comments
Post a Comment