AKU DAN MENULIS: MENELURKAN SEBUAH RESOLUSI HIDUP
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Salah satu impian terbesarku menjelang akhir tahun
ini (2017) adalah menerbitkan beberapa buku. Alhamdulillah sekarang satu
persatu karyaku mulai berani muncul dipermukaan. Meskipun baru sebatas buku
antologi namun itu adalah awal dalam semangat untuk memiliki buku solo nantinya.
Dengan semangat itulah sekarang kebiasaanku mulai berubah. Menulis menjadi
kebutuhan yang tak terhelakkan. Menulis adalah
sesuatu yang sangat mengasikkan. Dengan menulis hidup kita terasa lebih
produktif. Waktu terasa singkat jika tidak ada tulisan yang bermanfaat. Hidup terasa
bosan ketika jemari tak mampu menghiasi kehidupan.
Kalau dulu keseharianku
dihabiskan hanya untuk melaksanakan tanggungjawab pokok sebagai pendidik.
Banyak waktu yang terbuang begitu saja ketika tidak ada jam mengajar atau
pekerjaan kantor yang menunggu. Waktu-waktu kosong hanya diisi dengan obrolan
sana sini yang tak bermanfaat. Namun hari ini semuanya telah berubah dan berharap
selalu melakukan perubahan positif dengan cara memaksimalkan waktu-waktu luang
secara efektif.
Ini adalah resolusi
hidupku pada tahun ini. Semoga ini terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
Seorang Bapak Hernowo sang penulis puluhan buku dalam empat tahun dan mulai menulis
pada usia 40 tahun saja bisa, mengapa saya yang masih muda tidak bisa seperti
dia dan bahkan melebihi dia. Ya, ini adalah motivasiku dalam mengisi pergantian
tahun ini. Karena orang yang berhasil hari ini adalah orang yang ada perubahan positif
dalam hidupnya dibandingkan dengan masalalunya yang suram. Jika dulu tidak
punya karya maka hari ini wajid berkarya. Jika dulu tidak mau menulis maka hari
ini wajib untuk terus menulis.
Aku dan menulis adalah
caraku dalam menelurkan resolusi hidup. Menulis membuat semangat kehidupan tak
pernah redup, dengan menulis mengajarkan diri untuk selalu berbagi, dengan menulis
mengajarkan diri untuk tidak egois yang hanya mementingkan diri sendiri, dan
dengan menulis mengajarkan diri untuk menghargai ilmu yang barangkali selama
ini tak diakui dan dipahami. Mengapa ini saya katakan karena begitulah adanya. Seringkali
kita meremehkan buku-buku yang orang lain tulis yang berbicara masalah-masalah
sepele dalam kehidupan. Sering kali tidak mengindahkannya.
Ketika menulis baru kita
akan sadar ternyata apapun yang mereka tulis meskipun terlihat sederhana namun semuanya
adalah pengetahuan yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dan sangat mahal
harganya. Apa yang mereka tulis adalah bentuk paparan riset mini yang dilakukan
dari proses menjalani kehidupan. Meskipun tidak tersusun rapi layaknya penitian
ilmiah yang dilakukan oleh para peneliti tapi itu tetap adalah ilmu pengetahuan
yang harus dihargai. Semua yang diamati, dirasakan, dan ditemukan menjadi bahan
dasar untuk bisa dituliskan.
Inilah sekilas catatan
pribadi tentang pengalaman menulis. Semoga bermanfaat dan menginspirasi para
penulis. Aminnn.
Bengkalis, 24 November 2017
*Sumber gambar: Google
No comments
Post a Comment