PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (LONG LIFE EDUCATION)
Oleh:
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua GAMa
Riau Kabupaten Bengkalis)
Ini tertarik
untuk dibahas. Ide ini muncul begitu saja ketika mengisi perkuliahan dikelas
ekstensi (non reguler) dikampus tempat penulis mengabdi sebagai dosen. Dimana manahasiswanya
secara garis besar telah berumur yang barangkali sudah ada yang setingkat kakak
bahkan orang tua bagi penulis. Namun meskipun demikian perkuliahan berjalan
lancar dan hangat karena mereka haus akan ilmu dan begitu bersemangat.
Inilah
potret bahwa pendidikan itu tidak mengenal usia yang menjadi pembatas dalam
menuntut ilmu agar perjalanan hidup semakin bermanfaat baik bagi diri sendiri
maupun orang lain. Pengalaman ini sejalan dengan apa yang disebutkan dalam
sebuah hadist Rosulullah yang mengatakan “Tuntutlah
ilmu dari buaian sampal ke liang lahad”.
Hadist
di atas menjelaskan begitu pentingnya pendidikan bagi manusia. Terlepas dari
pemahaman shahih atau tidaknya hadist tersebut paling tidak ada nilai positif
yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran dalam menjalani kehidupan. Tentunya tidak
semua orang memiliki pemahaman yang sama dan bisa mengambil makna yang
terkandung di dalamnya. Itu bisa saja terjadi karena keterbatasan ilmu dan
pengalaman yang mempengaruhi seseorang, sehingga kehadiran hadist tersebut
tidaklah bernilai apa-apa. Namun disisi lain hadist yang utarakan sarat dengan
nilai-nilai pendidikan di dalamnya. Nilai pendidikan dilihat dari sisi tujuan, tuntutan
dan proses pendidikan serta hasilnya.
Dari
sisi tujuan hadist di atas mengajurkan kepada kita bahwa pendidikan itu penting
bagi manusia. Dengan pendidikan kita bisa menjadi manusia yang sehat baik
secara jasmani dan rohani. Dengan pendidikan kita bisa memberdayakan segala
potensi khususnya akal yang merupakan kelebihan manusia dalam aktualisasi diri
sebagai makhluk yang rendah disisi Tuhan dan sebagai khalifah dimuka bumi.
Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam Al-Quran surat Adz-Dzaariyat ayat 56 yang
artinya “dan tidak aku menciptakan jin
dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku”, dan dalam surat yang lain Allah juga tegaskan
bahwa “Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi “Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
(Al-Baqarah ayat 30).
Makna yang kedua dari sisi tuntutan yaitu menyambung
dari kalimat di atas karena usia telah tua dan fisik telah renta bukanlah
alasan untuk kita sebagai manusia tidak mau belajar. Justru sebaliknya belajar
dan terus belajar. Karena manusia sebagai mahluk yang tidak sempurna maka perlu
sesuatu yang baru lewat pengetahuan yang diperoleh agar melengkapi kekurangan diri
agar menjadi manusia yang bermanfaat. Inilah alasan kenapa Rosullullah
menganjurkan seperti itu. .
Lebih
lanjut adalah makna pendidikan dari sisi proses. Dilihat dari prosesnya maka
yang bisa kita ambil pelajaran dari
pengalaman yang penulis alami di atas dan selaras dengan apa yang terdapat
dalam kandungan hadist yang disebutkan adalah penekanan bahwa mencari ilmu itu
tidak hanya terbatas pada satu tempat dan kondisi saja melainkan dimanapun kita
berada dan dalam kondisi apapun yang kita rasakan, semuanya bisa dijadikan
nilai pembelajaran atau pendidikan. Disamping itu, tidak menutup kemungkinan
bahwa proses pendidikan itu juga melibatkan beberapa orang di dalamnya ada tua
dan muda, ada pintar dan tidak pintar dan seterusnya. Sehingga makna pendidikan dalam hadist tersebut mengisyaratkan
proses pembelajaran bisa berlangsung dengan siapapun baik kepada orang yang
lebih tua atau sebaliknya orang tua kepada anak kecil proses pendidikan juga
bisa didapatkan, atau bahkan sekalipun itu kepada orang yang kurang cerdas
secara IQ bila dibandingkan dengan orang lain. Inilah kosen saling membutuhkan
dan melengakapi.
Yang
terakhir adalah nilai pendidikan dari hadist yang diutarakan dilihat dari sisi
hasilnya. Karena proses pendidikan dilakukan dari berbagai lapisan maka apa yang
didapatkan adalah nilai pendidikan tersebar secara komprehesif. Anak muda bisa
menghargai orang tua karena ia belajar dari orang yang lebih tua darinya dan
orang tua bisa menyelesaikan permasalahan dikalangan anak muda karena ia telah
mengetahui dan belajar dari anak muda dan orang pintar bisa membantu yang tidak
pintar dan begitu juga sebaliknya.
Kesimpulan
dari penjelasan di atas bahwa pendidikan itu berlaku untuk siapa saja dan kapan
saja. Bukan hanya untuk anak muda semata, atau orang yang beduit saja, atau
bahkan orang yang punya IQ tinggi dan seterusnya. Namun pendidikan itu
berlangsung bagi kita semua sebelum kita menutup mata. Karena pendidikan
dilakukan agar manusia mengerti tentang kodratnya, memahami dirinya sendiri,
dan mengaktualisasikan nilai-nilai kebenaran dalam menjalani kehidupan. Inilah
makna pendidikan seumur hidup.
No comments
Post a Comment