ANALOGI KEHIDUPAN 21 : BATU, KERIKIL DAN PASIR
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Ada cerita
menarik yang bisa menjadi inspirasi. Cerita ini penulis kutip dari salah satu tulisan
yang dimuat pada laman https://iphincow.com/.
Tulisan ini bercerita tentang seorang profesor filsafat di salah satu perguruan
tinggi ternama di luar negeri. Karena dia seorang profesor filsafat tentunya
bisa dibayangkan bukan cara mengajarnyapun penuh kejutan dan tanda tanya.
“Pada
awal perkuliahan, profesor berdiri dengan beberapa item yang terlihat
berbahaya di mejanya. Yaitu sebuah toples mayonaisse kosong, beberapa
batu, beberapa kerikil, dan pasir. Mahasiswa memandang benda-benda
tersebut dengan penasaran. Mereka bertanya-tanya, apa yang ingin profesor itu
lakukan dan mencoba untuk menebak demonstrasi apa yang akan terjadi. Tanpa
mengucapkan sepatah kata apapun, profesor mulai meletakkan batu-batu kecil ke
dalam toples mayonaisse satu per satu. Para siswa pun
bingung, namun profesor tidak memberikan penjelasan terlebih
dahulu. Setelah batu-batu itu sampai ke leher tabung, profesor berbicara
untuk pertama kalinya hari itu. Dia bertanya kepada siswa apakah mereka
pikir toples itu sudah penuh. Para siswa sepakat bahwa toples tersebut
sudah penuh. Profesor itu lalu mengambil kerikil di atas meja dan perlahan
menuangkan kerikil tersebut ke dalam toples. Kerikil kecil tersebut menemukan
celah di antara batu-batu besar. Profesor itu kemudian mengguncang ringan
toples tersebut untuk memungkinkan kerikil menetap pada celah yang terdapat di
dalam stoples. Ia kemudian kembali bertanya kepada siswa apakah toples itu
sudah penuh, dan mahasiswa kembali sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh. Para
siswa sekarang tahu apa yang akan profesor lakukan selanjutnya, tapi mereka
masih tidak mengerti mengapa profesor melakukannya. Profesor itu mengambil
pasir dan menuangkannya ke dalam toples mayones. Pasir, seperti yang
diharapkan, mengisi setiap ruang yang tersisa dalam stoples. Profesor
untuk terakhir kalinya bertanya pada murid-muridnya, apakah toples itu sudah
penuh, dan jawabannya adalah sekali lagi : YA. Profesor itu kemudian
menjelaskan bahwa toples mayones adalah analogi untuk kehidupan. Dia
menyamakan batu dengan hal yang paling penting dalam hidup, yaitu : Kesehatan,
pasangan anda, anak-anak anda, dan semua hal yang membuat hidup yang lengkap. Dia
kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup anda nyaman
seperti pekerjaan anda, rumah anda, dan mobil anda. Akhirnya, ia
menjelaskan pasir adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting di dalam
hidup anda. Profesor
menjelaskan, menempatkan pasir terlebih dahulu di toples akan menyebabkan tidak
ada ruang untuk batu atau kerikil. Demikian pula, mengacaukan hidup anda dengan
hal-hal kecil akan menyebabkan anda tidak memiliki ruang untuk hal-hal besar
yang benar-benar berharga. Perhatikan segala sesuatu yang penting demi
kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan. Luangkan waktumu
untuk bersama dengan anak-anak dan pasangan anda. Selesaikan pekerjaan
anda ketika anda berada di kantor, jangan saat anda sedang berkumpul dengan
keluarga. Dendam terhadap seseorang tidak akan bermanfaat untuk anda. Dapatkan
prioritas anda sekarang dan bedakan antara batu, kerikil, dan pasir.”
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 28
November 2018
*Sumber
gambar: Google
No comments
Post a Comment