ANALOGI KEHIDUPAN 20 : RUMPUT
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Tak ada
satupun di dunia ini yang tidak bisa dijadikan pembelaran bagi diri. Semua pasti
ada nilai tersembunyi ketika kita mau mempelajari dan memahami. Yang penting
kita harus peka dalam melihat apa yang ada disekeliling kita dan mengambil
nilai positifnya. Inilah bukti kekuasaan Tuhan yang tak akan bisa dikalahkan. Semuanya
adalah ilmu yang bisa meningkatkan kualitas hidup agar menjadi lebih baik ke depan.
Ya, salah satu contohnya adalah rumput. Hari ini saya tergerak hati untuk
menuliskan ini karena melihat rumput di taman yang mulai tinggi. Dari sana
muncul inspirasi untuk menjadikan rumput sebagai bahan tulisan.
Ada pepatah
lama mengatakan kurang lebihnya berbunyi “kalau ingin mencabut rumput maka
cabutlah sampai keakar-akarnya”. Mengapa demikian? karena, ketika masih ada sedikit
saja akar yang tersisa maka ia akan kembali tumbuh dan berkembang. Apalagi tiba
musim hujan, ia akan tumbuh subur. Rumput memiliki akar yang begitu kuat. Sehingga
sulit untuk mencabutnya.
Belajar dari
cerita rumput di atas, apa yang bisa kita petik dan dijadikan pelajaran, yaitu:
pertama, rumput tak pernah putus asa,
bahkan ketika dicabut sekalipun namun masih ada sisa sedikit akar yang tertinggal
maka ia tetap berusaha untuk bertahan hidup dan mencari kehidupan dan pada
akhirnya ia tumbuh subur kembali. Lalu kenapa dengan kita. Kita yang punya akal
namun seringkali gagal, lalu gagal dijadikan beban. Beban yang membuat kita
putus asa sehingga tak mau lagi berusaha. Seolah-olah itulah akhir dari
segalanya, padahal tidak sama sekali seperti itu. Kita masih punya kesempatan
ribuan kali untuk menggapai apa yang kita inginkan. Gagal adalah pembelajaran
kita untuk maju, karena gagal mengajarkan kita bagaimana bangkit, dan gagal
memberikan pesan bahwa apa yang kita inginkan tidak semerta-merta mudah untuk
didapatkan melainkan butuh proses dan perjuangan.
Kedua, belajar dari rumput maka kita
dituntut memiliki pondasi atau akar yang kuat dalam hidup. Iihatlah rumput
tersebut, ia bisa bertahan hidup karena akarnya yang kuat. Begitu juga dengan
kita sebagai manusia. Ketika ingin bertahan dalam menjalani kehidupan ini, maka
kuatkan pondasimu atau akar sehingga mampu menopang kita untuk terus bertahan. Akar
atau pondasi disini adalah nilai-nilai yang tertanam dalam diri sehingga kita
menjadi pejuang sejati. Tak gentar karena badai dan tak surut karena masalah
melambai. Melambai ingin mendekat sehingga kita tak mampu berbuat.
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 28
November 2018
No comments
Post a Comment