Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

GORESAN CINTA PENA 26 : MENERBITKAN KARYA SEPERTI MANUSIA YANG SUDAH ADA JODOHNYA




Oleh
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Hari ini cuaca begitu dingin. Hujan rintik-rintik mulai turun membuat rasa dingin menjadi-jadi. Seperti biasa tidak lengkap kiranya jika hari-hari dijalani tanpa menulis. Tapi hari ini saya bingung ingin menulis apa. Oleh karena itu saya putuskan sebelum menulis untuk membaca terlebih dahulu. Ini saya lakukan karena keyakinan bahwa menulis tanpa membaca adalah sesuatu yang salah. Dengan membaca kita akan menemukan ide sebagai awal merangkai kata.

Benar, setelah membaca membaca idepun saya temukan yaitu seperti judul tulisan di atas. Ide ini saya dapat dari tulisan seseorang di blog pribadinya yang mengatakan “kalau apa yang kamu tulis, tidak ada yang mau menerbitkan. Menulis sajalah terus. Berlatih terus. Konsep menulis sesungguhnya hanyalah kegiatan menulis saja. Urusan menerbitkan karya adalah tahap yang lain. Jika hari ini tidak ada satu media koran, majalah, penerbit, atau apapun yang bersedia menerbitkan karyamu. Terus sajalah menulis. jika kamu memang cinta akan kegiatan itu. Latih terus kemampuan menulismu. Kumpulkan terus hasil tulisanmu. Sesungguhnya, tulisan yang selesai ditulis adalah “tabungan, biarlah dia terkumpul terlebih dahulu. Percayalah, setiap tulisan, sama seperti manusia, sudah ada jodohnya. Setiap naskah, pun begitu, akan ada selalu pembacanya. Hanya saja, ada manusia yang harus berbenah diri dulu baru menemukan jodohnya. Sama seperti naskah, ada yang harus diperbaiki dulu baru ada jodohnya. Baru ada media yang menerbitkan”. ­­– Boy Candra

Boy Candra termasuk salah satu penulis pavorit bagi saya. Diusianya yang muda telah mampu menghasilkan karya yang luar biasa. Lewat novel-novelnya yang telah menasional membuat banyak orang mulai mengenalinya. Tulisannya begitu gurih untuk dinikmati dengan ditemani secangkir kopi.

Apa yang dikatakan oleh Boy Candra seperti dalam kutipan di atas benar sekali. Bahkan beberapa hari yang lalu ada beberapa orang yang bertanya kepada saya bagaimana caranya untuk bisa menerbitkan buku. Sepertinya kekhawatiran muncul darinya apakah karyanya nanti bisa diterbitkan atau paling tidak ada pembacanya. Saya juga dulu seperti itu. Selalu yang menjadi penghambat saya tidak jadi menulis karena rasa pesimis atas apa yang ditulis. Apakah nanti hanya menjadi catatan yang tak ada penerbit berkenan untuk menerbitkan atau sebaliknya. Setelah saya mencoba ternyata semua kekhawatiran atas apa yang saya tulis terbantahkan dengan terbitnya beberapa buku yang saya tulis. Hanya saja seperti yang dikatakan Boy Candra, butuh proses. Tidak langsung jadi begitu saja. Perlu belajar dan terus belajar agar tulisan yang kita hasilkan menjadi layak untuk diterbitkan.  Butuh kesabaran tingkat tinggi untuk terus menulis sebagai tabungan yang nantinya akan menjadi aset sebuah karya. Ketika telah terkumpul maka cobalah untuk mengirimkan kebeberapa penerbit yang dikenal. Jika satu penerbit tidak berkenan maka carilah penerbit yang lain. Bisa jadi tulisanmu tidak berjodoh  dengan penerbit itu melainkan pada penerbit yang lain. Begitulah seterusnya sampai ada penerbit yang mau menerbitkan naskah yang kita tulis.



Ayo menulis.....................


Bengkalis, 11 September 2018
*Sumber gambar: Google

No comments

Powered by Blogger.