SEKOLAH SEBAGAI SEBUAH SISTEM
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki fungsi melaksanakan proses
pendidikan. Pendidikan di sekolah akan berhasil ketika dikelola dengan baik
yang mengarah pada tujuan pendidikan Nasional. Tak hanya itu, keberadaan
sekolah hendaknya juga mampu menjawab tuntutan masyarakat tentang eksistensi
pendidikan sebagai solusi memecahkan masalah yang terjadi dalam menjalani
kehidupan. Oleh karena itu sebuah tanggungjawab bagi kita dan pemerintah untuk
terus berkontribusi dalam meningkatkan mutu sekolah.
Pengelolaan
sekolah harus mengarah pada pemahaman sistem. Mengapa demikian, karena dengan
pemahaman sistemlah mutu sekolah akan mengalami peningkatan dari waktu ke
waktu. Berpadangan sistem memberikan kepastian bahwa penyelenggaraan pendidikan
di sekolah tidak jalan ditempat melainkan terus meningkat. Kata sistem pada
hakikatnya seperti mata rantai yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Ketika
satu komponen tidak bekerja maka akan mempengaruhi komponen lainnya. Sehingga
bisa dipastikan ketika beberapa komponen tidak berjalan maka akan menghambat
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Komariah
dan Triatna (2010: 1) mengatakan ada empat aspek dalam memahami apa yang
dimaksud dengan sistem, diantaranya yaitu:
1. Suatu sistem terdiri dari atas bagian-bagian yang saling
terkait satu dengan yang lainnya.
2. Bagian-bagian yang saling berhubungan itu dapat bekerja
dan berfungsi secara independen atau bersama-sama.
3. Berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk
mencapai tujuan umum dari keseluruhan (sinergi), dan
4. Suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling
berhubungan tersebut berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Komponen-komponen
yang berada dalam lingkaran sistem tersebut dibedakan menjadi empat bagian,
yaitu : input-process-output-outcome.
Input bisa diartikan
sebagai masukan. Masukan disini jika merujuk pada teori-teori manajemen yang
dikemukakan oleh para ahli terdiri dari 5 M. 5 M adalah singkatan dari man (manusia), money (uang), methode (cara
atau metode), materials (bahan-bahan),
dan machines (mesin). Keempat unsur
tersebut adalah input dasar dalam
sistem pendidikan. Agar sekolah menjadi bermutu maka keempat input dasar tersebut hendaknya
betul-betul diperhatikan kualitasnya. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan
yang berkompeten, keuangan yang memadai, metode mengajar yang bervariasi,
sarana dan prasaranya yang lengkap serta dekat dengan kemajuan teknologi.
Process adalah tindakan untuk menjalankan
fungsi dari input dasar pendidikan.
Mustahil semua input akan berfungsi
untuk mencapai tujuan pendidikan ketika prosesnya tidak dijalani. Terkadang
inilah yang menjadi persoalan lambannya peningkatkan mutu pendidikan di negeri
ini. Seringkali pemahaman kita hanya tertuju
pada input saja. Dengan
anggapan ketika inputnya baik maka hasilnya juga akan baik. Padahal itu adalah
sesuatu yang keliru. Seperti yang saya katakan di awal tadi bahwa pada intinya
sistem itu tidak memandang kerja parsial namun lebih lebih pada kerja kolektif
atau simultan antar komponen-komponen dalam sistem pendidikan.
Output adalah hasil dari kerja input dan process. Ketika input dan
process betul-betul berfungsi dengan
baik maka hasilnya juga akan maksimal. Begitu juga sebaliknya ketika kedua
komponen tersebut tidak berfungsi dengan baik maka jangan berharap lebih atas
hasil yang akan didapatkan.
Outcome adalah dampak dari hasil (output) yang diperoleh. Dampak disini
mengarah pada nilai-nilai yang mampu menjawab kebutuhan manusia dalam mengatasi
problematika yang terjadi dalam tantanan hidup bermasyarakat maupun pribadi.
Sehingga hadirnya pendidikan betul-betul mendatang solusi bukan prustasi.
Hadirnya pendidikan membuat manusia tumbuh dan berkembang dalam memunculkan
potensi diri. Itulah sesungguhnya tujuan dari pendidikan. Oleh karena itu,
ketika hasil pendidikan belum mampu memberikan jawaban atas tuntutan
dimasyarakat maka belumlah bisa dikatakan pendidikan yang dilakukan di sekolah
telah berhasil. Ketika ini terjadi, maka kembalilah untuk mengevalusi pada input-process-output dan kembali kepada outcome, begitulah seterunya. Inilah
kerja sistem.
Daftar Bacaan
Aan
Komariah dan Cepi Triatna. (2010). Visionary
Leadership. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 23
Agustus 2018
*Sumber
gambar: Google
No comments
Post a Comment