JEJAK SANG MAHASISWA 12 : FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Seperti penjelasan
sebelumnya bahwa kuliah S2 bukan hanya saya jadikan sebagai kesempatan untuk
belajar di dalam kelas melainkan juga dimanfaatkan untuk bergabung di
organisasi kampus, meski banyak dari teman-teman pada saat itu lebih memilih
untuk menghindarinya dan memutuskan untuk fokus kuliah saja. Alasan-alasan
mendasar yang terlontar diantara mereka adalah: 1) kuliah pascasarjana bukan
lagi waktunya untuk menjadi aktivis, 2) sulitnya membagi waktu, 3) ingin cepat
selesai kuliah.
Namun tidak begitu bagi
saya, aktif diorganisasi tidak ada batasan justru aktivis semasa kuliah pascasarjana
adalah sesuatu yang luar biasa dan lebih menantang. Karena menurut saya sebagai
perantau bisa kuliah di Jawa adalah peluang yang betul-betul harus dimanfaatkan
untuk menimba ilmu. Berbicara menimba ilmu maka hanya sedikit yang kita
dapatkan ketika belajar dibangku kuliah yang kurang lebih hanya 20 persen saja
dan itu masih bersifat teoritis, sementara 80 persennya ada dimana? Ya, di
organisasi. Apa yang kita pelajari di kelas bisa secara langsung kita praktekkan
di dalam organisasi dan bisa juga kita akan menemukan sesuatu yang baru dan itu
tidak ada dalam perkuliahan di kelas.
Singkat cerita sayapun
bergabung di organisasi yang diberi nama Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM). Organisasi
ini berada ditingkat Pascasarjana. Meski sama-sama organisasi kampus namun
sedikit berbeda dengan organisasi mahasiswa S1 di UPI pada umumnya. Perbedaan tersebut
terlihat dari sisi keanggotaan yang berisikan orang-orang yang umurnya di atas
25 tahun. Dari sisi pendidikan juga tentu berbeda, ada yang sudah S1 sedang
lanjut S2, S2 yang sedang lanjut S3. Dari sisi pengalaman organisasi juga
beragam, ada yang mantan aktivis, A, B, C dan lain-lain. Mereka juga bekerja
dari lembaga-lembaga yang berbeda, mulai dari sekolah, perusahaan, perguruan
tinggi hingga kementerian. Keberagaman dan perbedaan yang dimiliki oleh teman-teman
adalah peluang yang harus saya tangkap untuk membangun relasi. Karena relasi itu
penting dalam sebuah kesuksesan. Tanpa relasi maka IQ yang tinggi tidak akan
ada arti.
Kala itu FKM dipimpin oleh
bang Buchori. Ia adalah dosen PNS di Universitas Negeri Makassar (UNM). Beliau adalah
sosok yang bersahaja dan bijaksana. Saya banyak belajar dimasa kepemimpinannya.
Saya pada saat itu diberi amanah dibidang pengembangan organisasi. Seusainya dilantik
kami mengadakan Up Grading dengan
tujuan untuk menjaga kekompakan dan penyatuan padangan tentang visi dan misi
organisasi. Setelah itu seperti organisasi pada umumnya kamipun mengadakan
raker (rapat kerja) untuk merumuskan program kerja yang akan dilaksanakan selama
kepengurusan. Program kerja mengarah pada tiga hal yaitu dibidang keilmiahan
(menulis dan riset) sehingga muncullah SIC (Small
Intensive Class), dibidang
penguasaan bahasa Inggris sehingga muncullah kursus bahasa Inggris di FKM dan
dibidang kerjasama ke luar kampus, diantaranya DPRI, Kemdikbud, Dikti, Pusat
Kurikulum dan Perbukuan hingga kerjasama mahasiswa dengan perguruan tinggi di
luar negeri. Kerjasama tersebut bukan hanya sebatas kerjasama melainkan adanya
tindakan dalam menyuarakan pendapat dan berbagi ilmu lewat konfrensi-konfrensi
internasional yang kami lakukan baik dalam maupun keluar negeri.
Bersambung......
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 23
April 2018
*Sumber gambar:
Google
No comments
Post a Comment