GORESAN CINTA PENA 17 : JANGAN MATI KARENA KRITIKAN
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Seperti biasa kurang
lengkap kiranya jika pagi hari menjelang berangkat kerja tidak diisi terlebih
dahulu dengan membaca postingan teman-teman penulis baik di group whatsap,
telegram atau facebook yang sering digunakan sebagai media memposting tulisan. Ini
bisa dikatakan sudah menjadi kebutuhan saya setiap harinya. Banyak hal yang
akan ditemukan ketika membaca beragam tulisan yang disajikan. Mulai dari
motivasi hingga menemukan ide untuk sebuah tulisan. Sebagai contoh tulisan saya
pagi ini.
Berbicara postingan ada
yang menarik pagi ini setelah membaca tulisan mas Gunawan di akun facebooknya.
Beliau ini termasuk salah satu penulis yang selalu saya jadikan inspirasi dalam
menulis. Meski usianya masih muda namun karya dan semangatnya luar biasa. Dulu saya
sempat bertanya-tanya ketika melihat beliau begitu rajin untuk menulis. Bahkan
saking rajinnya dalam satu hari bisa lebih dari satu tulisan yang diposting.
Apa jurus jitunya?
Tulisan Mas Gunawan yang
membuat saya menganggukkan kepala berjudul “Menulis Saja”. Meski terkesan
sederhana namun itu memang benar adanya. Tulisan ini menjelaskan tentang
problematika sebagai penulis apalagi bagi penulis pemula yang sedang mencari
jati diri untuk menjadi penulis sejati. Untuk menjadi penulis yang baik butuh
proses, kita harus menjalaninya secara istiqomah dan jangan berhenti belajar
serta tidak mudah menyerah. Namanya juga proses maka tidak ada tulisan yang
langsung sempurna begitu saja. Yang penting tugas kita menulis saja. Biarkan
orang lain mengkritik tapi jangan jatuh karena kritikan. Jadikan kritikan untuk
menjadi pemecut semangat agar menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi. Inilah
intinya yang dijelaskan oleh Mas Gunawan.
Saya rasa inilah jurus
jitu mengapa Mas Gunawan bisa menulis setiap hari. Ini jugalah yang saya terapkan
sehingga sampai saat ini saya masih bisa menulis setiap hari. Saya tidak
terlalu memikirkan apakah tulisan saya diterima orang atau tidak. Apakah
tulisan saya disukai orang atau malah mencibirnya. Yang penting selalu saya
tanamkan dalam diri agar motivasi tak kunjung pergi “tugas kita menulis,
sedangkan untuk membaca dan mengkritiknya berikan kepada orang lain”. Mengapa demikian
karena pro dan kontra itu hal biasa dalam menulis. Keduanya adalah satu
kesatuan yang menguatkan untuk kita bisa menjadi penulis hebat. Sepasang sepatu
saja ada kiri dan kanan, ketika hilang sepatu kiri maka sepatu kanan tidak akan
berfungsi. Begitu juga dalam menulis. Yang jelas tulisan kita jangan
sampai hilang pesan atau manfaat yang
ingin disampaikan.
Ayo menulis.....................
Bengkalis, 16 April 2018
*Sumber gambar: Google
No comments
Post a Comment