Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

IKHLAS ITU SEPERTI PERMATA


Oleh
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)


Menjalani kehidupan ini layaknya menyikap lembaran-lembaran kertas dalam buku yang kita baca. Tidak semua lembaran kertas berisikan tulisan yang enak dibaca dan begitu juga sebaliknya, tidak semua lembaran kertas yang berisikan tulisan yang tidak enak dibaca. Semuanya perlu keseimbangan. Dalam memperoleh keseimbangan maka kita akan dihadapkan dengan kesenangan dan permasalahan. Terkadang apa yang enak kita lihat tidak selamanya seperti itu, begitu juga sebaliknya. Terkadang masalah demi masalah tak kunjung henti sehingga hidup ini tak lagi terasa dinikmati. Tapi sebenarnya itu semua kembali pada sudut pandang kita dalam menilai segala permasalahan dalam menjalani kehidupan. Mengapa demikian karena sesungguhnya Tuhan itu maha adil yang telah menciptakan keseimbangan dalam hidup. Hanya saja kita tidak bisa melihat dibalik permasalahan pasti ada hikmah yang tersembunyi.

Agar hidup berjalan dengan baik maka kuncinya kembali kepada hati kita masing-masing. Hati adalah ratu bagi tubuh manusia. Sehingga menahklukkan hati adalah  awal dari kebahagiaan. Menakhlukkan hati bisa dilakukan dengan ikhlas yang tertanam dalam diri. Ikhlas akan menentukan cara kita bertindak dan bersikap. Ikhlas adalah kata yang sederhana namun sangat dalam maknanya, dimana kita sangat mudah mengungkapkan namun sangat sulit untuk dilakukan. Tetapi ketika kita berhasil melakukannya maka hidup akan terasa begitu indah, semuanya dijalani dengan lapang dada dan fikiran yang terbuka.

Ikhlas menjadi perhiasan kehidupan. Dimana keindahannya akan memancar dari segala keadaan. Lihatlah permata meski ia terkubur di dalam lumpur tetaplah ia akan memancarkan cahaya keindahan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar keikhlasan dalam diri selalu disertai, diantaranya sebagai berikut.

Berbuatlah terlebih dahulu
Ada kesalahan dalam cara kita bertindak dan berbuat. Seringkali kita mengawali dengan sesuatu keuntungan atas apa yang kita lakukan. Sehingga ketika kita berbuat dan keuntungan tak kita dapat yang muncul bukanlah merelakan tetapi keberatan atas apa yang pernah kita lakukan. Berbuatlah terlebih dahulu dan jangan berharap ada keuntungan atas sesuatu. Lihatlah sebatang pohon yang rindang tempat kita berteduh atau pohon mangga yang buahnya sangat digemari orang banyak. Ketika buahnya manis terasa dilidah kita selalu memuji pohon mangga dan buahnya. Seringkali kita terlupa bahwa dibalik kekuatan pohon mangga dan manisnya buah yang dihasilkan tersembunyi akar yang selalu memberkan kekuatan. Bisa dibayangkan bukan jika akar tak lagi mau menopang batang manggapun akan tumbang dan buahpun tak akan pernah kita rasakan. Tapi lihatlah akar meski ia tak pernah dianggap  tetap ia terus memberikan manfaat. Meski ia tak dilihat orang namun tetap menjaga agar pohon mangga tak pernah tumbang. Kehidupan kita seharusnya juga demikian. Apapun yang kita lakukan mesti diawali dengan keikhlasan yang hanya mengharap kebaikan dari Tuhan bukan dari manusia. Karena balasan manusia itu terbatas sementara balasan Tuhan itu tanpa batas. Sehingga dengan demikian ketika orang lain tidak membalas kebaikan kita tidak akan jadi masalah. Karena kita yakin belasan Tuhan itu lebih utama.

Melapangkan hati
Salah satu cara yang bisa dilakukan dalam mendatangkan keikhlasan dalam diri adalah melapangkan hati. Melapangkan hati akan membuat hidup lebih nyaman karena semuanya diterima dengan segenap nilai kebaikan. Lapangkan dada kita seluas samudara kehidupan. Sehingga hati tidak akan terasa sempit yang membuat hidup terasa rumit. Rumit untuk dijalani dan rumit untuk diselesaikan.

Lihatlah kelebihanmu bukan kekuranganmu
Melihat kekurangan diri itu penting agar menjadi bahan dalam menilai diri sendiri. Tetapi terlalu fokus dengan kekurangan itu juga tidak baik. Fokus melihat kekurangan akan membuat hidup tak pernah merasa cukup. Ada saja yang kurang dalam diri kita. Sehingga rasa syukurpun tak pernah ada. Sehingga ketika itu terjadi yang kita rasakan adalah tak pernah ikhlas dalam menerima kekurangan. Padahal dibalik kekuarangan tersebut masih ada kelebihan yang begitu banyak Tuhan telah berikan.

Berserah diri
Berserah diri perlu dilakukan agar hidup menjadi nyaman. Apapun yang menimpa yakinlah bahwa Tuhan sedang mempersiapkan yang terbaik bagi kita. Jangan memaksa kebaikan dari sudut pandang kita tapi terimalah kebaikan dari sudut pandang Zat yang telah menciptakan. Karena apa yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut Tuhan sang penguasa. Sabar dan terus berusaha. Sampai saatnya masa-masa indah itu akan tiba.


Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 29 Maret 2018
*Sumber gambar: Google

No comments

Powered by Blogger.