KAPAL KEHIDUPAN : SEBUAH RENUNGAN
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Barangkali judul di atas terkesan
agak sedikit aneh. Apakah sebenarnya yang ada dibalik judul yang dimaksud. Apakah
hanya tulisan tanpa makna. Tentu saja tidak. Melalui tulisan ini saya ingin sedikit
memberikan pandangan melalui sebuah analogi kehidupan. Hidup itu seperti sebuah
kapal. Kapal laut akan bisa berjalan ketika berada di atas air. Itu berarti tanpa
air kapal tidak akan bisa berjalan. Jadi, air sangat penting agar kapal tetap
bejalan dalam mengharungi samudra yang luas. Tapi sebaliknya apa yang terjadi jika air
masuk ke dalam kapal dan memenuhinya. Tentu saja kapal akan tenggelam.
Begitulah kehidupan.
Analogi kapal yang saya kemukakan di atas adalah gambaran manusia dalam menjalani kehidupan yang fana
ini. Ketika kapal terkendali untuk tidak tenggelam maka air akan begitu
bersahabat dengan kapal, namun ketika kapal tidak terkendali maka fungsi air
akan berubah menjadi sesuatu yang mengancurkan kapal kapan saja.
Kehidupan juga
seperti itu. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari siapa yang tidak butuh
uang, semuanya butuh uang. Tanpa uang kita sulit untuk bergerak dan tanpa uang
kita sulit untuk hidup dengan layak. Tapi apa yang terjadi ketika uang
menguasai kita. Apakah uang tetap befungsi positif bagi kehidupan manusia. Tentu
saja tidak. Ia akan berubah menjadi sesuatu yang negatif. Uang akan membunuh
kita kapan saja. Banyak kita lihat para pejabat yang korupsi akibat uang telah
merajai. Jabatan yang dimiliki bukan digunakan untuk kemaslahatan rakyat justru
digunakan untuk kepentingan individu yang kebahagiaannya hanya sesaat.
Contoh lain
yang juga bisa kita jadikan pelajaran yaitu dengan munculnya golongan-golongan
pembenci (haters) dan pengasih (lovers) seperti yang diberitakan di
media-media sosial saat ini. Mereka saling menghujat seolah-olah telah hilang
akal sehat. Orang krtitis yang bertahan dengan kekritisannya yang individual,
mereka dikuasai oleh keegoisan masing-masing tanpa mau sedikit meluaskan pandangan.
Yang satunya menganggap dirinyalah yang paling benar dan yang satunya lagi juga
demikian. Sangat sedikit yang saling toleran, melihat beberapa sisi kekurangan
dan pemakluman. Yang ada hanya rasa benci yang menguasai sehingga sebaik apapun
yang dilakukan akan selalu terlihat tidak ada benarnya dimata kita. Jangan jadikan
kebencian menguasai kita namun kuasailah kebencian dan rubahlah ia menjadi
sesuatu yang bermanfaat dalam menebar kedamaian bagi umat. Kebencian hanya akan
menyebabkan perpecahan yang membuat kita hidup terasa tak lagi nyaman.
Seperti analogi
diatas tadi. Ketika kapal bisa mengusai air maka kapal akan bisa berjalan
dengan semestinya. Namun ketika kapal di kuasai oleh air maka fungsi kapal akan
hilang. Tulisan ini tidak bersifat menggurui namun hanya sedikit berbagi
tentang sebuah persepsi. Analogi di atas adalah gambaran dimensi luas dalam
menjalani kehidupan yang terbatas. Dimana ini sering terjadi dalam kehidupan
kita baik dari sisi moral ataupun ekonomi.
Apa yang
dominan dalam diri kita itulah yang akan merajai dan menundukkan kita. Ketika sisi
hitam lebih dominan maka ia akan bisa mengalahkan sisi putih dalam diri diri
kita meskpiun masih ada secercah cahaya kebaikan di dalamnya. Ketika sisi
konsumtif lebih dominan ketimbang sisi produktifnya, maka bisa dipastikan kita
akan selalu merasa kurang meski begitu banyaknya nikmat Tuhan yang telah diberikan.
Agar sisi
negatif tidak merajai diri maka mari rubah cara pandang dan kerja kita dalam
menjalani kehidupan yang hakiki. Kita harus tetap memegang kontrol atas segala
sesuatu yang ada dalam kehidupan. Saatnya kita kembali ke kemudi agar mengarah
kepada tujuan positif melalui jalan yang hendak dilalui.
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 9
Januari 2018
*Sumber
gambar: Google
No comments
Post a Comment