DAMPAK KONFLIK BAGI ORGANISASI DAN INDIVIDU
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Konflik tidak perlu ditakutkan melainkan harus
dihadapi. Konflik bukanlah hal langka namun konflik adalah sesuatu akan tetap
hadir dalam sebuah organisasi. Organisasi yang maju ditandai dengan seringnya
konflik terjadi dalam tatanan berorganisasi. Mengapa demikian karena konflik
itu pada dasarnya adalah kekuatan hanya saja belum terarah yang ditunjukkan
dengan adanya perbedaan. Keberanian anggota organisasi untuk menampilkan
sesuatu yang beda itu menunjukkan bahwa ia punya potensi yang harus dijaga.
Namun sayangnya seringkali unsur manajemen organisasi tak jeli dan tak peka
dalam melihat itu semua, malah sebaliknya menganggap itu adalah ancaman yang
perlu dibasmi hingga keakar-akarnya. Padahal sekali lagi saya katakan seperti
tulisan sebelumnya tidaklah indah sebuah pelangi ketika tidak ada warna-warni
yang berbeda. Tidaklah enak masakan asam pedas jika tidak ada unsur-unsur yang
berbeda yang memberikan cita rasa.
Organisasi yang berkonflik akan mengarah kepada
pertumbuhan organisasi yang semakin dinamis. Permasalahan demi permasalahan
akan muncul yang selama ini terlupakan dan tak terlihat serta tak terselesaikan.
Meskipun terlihat sederhana itu adalah bagian dari penghambat organisasi untuk
maju dimasa depan. Seringkali kita berfokus hanya pada unsur yang terlihat
kasat mata namun mengenyampingkan unsur abstrak yang tak bisa dilihat dengan mata
kita. Oleh karena itu dengan adanya konflik akan membantu munculnya
permasalahan sehingga datanglah solusi dan kebijakan yang menengahi. Potensi yang
terpendam akan bermunculan menunjukkan diri sebagai bagian dari organisasi yang
perlu mendapatkan pengakuan.
Konflik dan pertumbuhan organisasi sebagai bagian
yang sagat erat bagaikan urat nadi manusia yang tak terpisahkan. Namun perlu
digaris bawahi bahwa konflik akan bisa menjadi alat rekonstruksi organisasi ke
arah kemajuan ketika konflik itu dikelola dengan baik. Namun jika tidak dikelola
dengan baik justru akan merusak tatanan organisasi. Konflik yang termanaj itu
akan mengarah pada dampak positif yang memberikan keuntungan baik bagi
organisasi maupun individu.
Dampak positif bagi organisasi diantarnya yaitu: 1)
Meningkatkan solidaritas, 2) Menemukan alternatif yang baik, 3) Membentuk
kelompok baru yang bersifat integratif dan kontruktif, 4) Penyesuaian kembali
dan mentaati norma serta nilai yang berlaku, 5) Menidentifikasi kekuatan dan
kelemahan.
Meningkatkan
solidaritas
Konflik membuat anggota kembali menyadari tentang
tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Ia tidak sibuk mengurus orang lain
namun fokus terhadap apa yang telah diberikan. Disamping itu dengan adanya
konflik akan mempererat kembali kekompakkan yang terpecah dimana selama ini terbutakan
oleh berburuk sangka yang salah, rasa ego yang tak pernah tepat pada tempatnya
dan rasa acuh yang tak pernah memperhatikan itu penting dan perlu dijaga secara
bersama-sama.
Menemukan
alternatif yang baik
Dengan adanya konflik membuat organisasi semakin
dewasa dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Alternatif dalam menemukan
solusi semakin bervariatif yang membuat organisasi semakin aktif dalam
mengahadapi setiap permasalahan yang terjadi. Metode dan strategi yang digunakan
oleh organisasi tidak cendrung pasif ketika konflik kembali terjadi dari para
anggota.
Membentuk
kelompok baru yang bersifat integratif dan kontruktif
Konflik itu terjadi karena ada rasa ego yang tak mau
kalah. Masing-masing kelompok berusaha untuk mempertahankan diri tentang nila-nilai
kebenaran dari sudut pandang mereka masing-masing. Kalau itu terus berlanjut
maka konflik tidak akan pernah usai. Oleh karena itu agar konflik bisa
terselasikan maka lahirlah sebuah kelompok baru yang bersifat netral. Kelompok
baru tersebut adalah penengah yang berusaha melihat permasalahan dari dua sudut
padang yang berbeda. Ia akan berusaha menyatukan permasalahan guna mendapatkan
solusi tentang apa yang terjadi.
Kelompok baru inlah yang disebut sebagai kelompok
integratif dan kontruktif. Dimana ia tidak menunjukkan kepermihakan melaikan
berusaha untuk menyatukan kembali dan memberikan nilai membangun bukan
memperpecah belah. Yang menjadi dasar dalam tindakannya adalah nilai kebenaran
dari berbagai sudut pandang.
Gambar
1. Kelompok Baru Yang Integratif dan Kontruktif
Penyesuain
kembali dan mentaati norma dan nilai yang berlaku
Terkadang konflik dalam organisasi itu terjadi
karena lari dari norma dan nilai yang telah ditetapkan. Seringkali norma dan
nilai bukan untuk ditaati malahan untuk dilanggar tetapi tidak pernah tercium
oleh manajemen organisasi. Itu terjadi
karena manajemen organisasi tidak peka dengan perubahan yang terjadi. Oleh
karena itu dengan adanya konflik akan memberikan gambaran tentang pelanggaran
norma dan nilai yang dilakukan oleh anggota organiasi serta sebagai bahan
evaluasi tentang kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam norma dan nilai yang
telah ditetapkan.
Mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan
Dengan adanya konflik, organisasi akan lebih mudah
mengidentfikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik organisasi itu
sendiri maupun anggota organisasinya. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan,
akan mempermudah organisasi dalam memanfaatkan kekuatan untuk meminimalisir
kelemahan.
Adapun dampak positifnya bagi individu diantaranya
adalah: 1) Mendorong untuk kembali mengkoreksi diri, 2) Meningkatkan prestasi,
3) Membuat hidup lebih indah.
Mendorong
untuk kembali mengkoreksi diri
Konflik yang terjadi memberikan ruang kepada kita,
dia dan mereka untuk kembali merenungi tentang apa yang telah kita lakukan.
Apakah telah benar pada jalurnya atau sebaliknya. Apakah kita membuat orang
lain tersakiti dan terzolimi dengan apa yang telah kita lakukan.
Meningkatkan
prestasi
Dengan adanya konflik akan membuat kaum yang
termajinalkan dalam konflik akan lebih percaya diri dengan kekuatan ekstra yang
dimiliki untuk menunjukkan bahwa ia mampu dan tak pantas untuk dihina atau
diremehkan.
Membuat
hidup lebih indah
Dengan adanya konflik akan membuat kita sadar
tentang kesalahan yang telah dilakukan. Kita tidak lagi memandang ia musuh
namun sebaliknya menjadi teman. Hidup terasa indah karena teman semakin banyak
bukan sebaliknya lawan diperbanyak yang membuat hidup terasa sempit dan tidur
tak nyenyak. Hidup lebih terbuka terhadap perbedaan yang selama ini membuat
hubungan menjadi retak karena keegoisan yang membutakan nilai-nilai positif
yang telah dihadirkan oleh orang lain yang kita anggap ancaman bukan kekuatan.
Sedangkan dalam makna negatif konflik yang tidak
termanaj itu bisa menjadi perusak baik organisasi maupun individu. Adapun secara
organisasi dampak negatifnya adalah: 1) Menghambat kerjasama. 2) Terbentuknya dominasi
kelompok. 3) Terbentuknya kelompok baru yang disintegratif dan destruktif. 4)
Menghambat pencapaian tujuan organisasi.
Menghambat
kerjasama
Konflik adalah kekuatan namun kekuatan akan berubah
menjadi kelemahan ketika konflik tersebut tidak dikelola dan diarahkan. Salah
satu dampak konflik negatif yang tidak termanaj adalah menghambat kerjasama.
Tidak solit menjadi ruh dalam dampak konflik negatif. Tidak ada kata saling
bahu membahu melainkan saling menjatuhkan. Jika ini terus belanjut maka
organisasi tidak akan maju melainkan akan mati ditelan waktu. Mengapa itu
terjadi karena satunya membangun sebuah gedung namun yang satunya lagi berusaha
merobohkan bangunan yang telah dibuat. Begitulah seterusnya yang membuat
organisasi jalan ditempat.
Terbentuknya
dominasi kelompok
Konflik yang tidak termanaj akan berdampak pada
munculnya dominasi kelompok yang menganggap dirinyalah yang paling berkuasa.
Sehingga akan ada kelompok marjinal yang akan merasa tertekan. Namun perlu
diingat suatu saat kelompok marjinal tersebut akan menjadi bibit lahirnya
konflik baru yang berkepanjangan. Karena kelompok marjinal itu tak ubahnya
seperti gunung es di tengah lautan yang terlihat hanya kecil dipermukaan namun
besar didasar laut. Sampai titik klimaksnya ia akan berusaha untuk menjadi
penguasa seperti mana yang pernah dilakukan oleh kelompok sebelumnya yang
menekan mereka.
Terbentuknya
kelompok baru yang disintegratif dan destruktif
Sama halnya dengan makna positif di atas yaitu
dampak dari konflik itu akan melahirkan sebuah kelompok baru. Hanya saja
bedanya dalam makna konflik negatif ini kelompok baru yang terbentuk bersifat
disintegratif (tidak menyatukan malah sebagai pemecah) dan destruktif (tidak
membangun malah merobohkan). Kelompok ini lebih cenderung menunjukkan
keberpihakan atas satu kelompok yang berkonflik. Dengan cara memberikan
dukungan atas masing-masing kelompok.
Gambar
2. Terbentuknya Kelompok Baru Disintergratif dan Destruktif
Menghambat
pencapaian tujuan organisasi
Ketika beberapa dampak negatif di atas terjadi maka
tujuan organisasipun hanya sebatas mimpi. Mengapa itu bisa terjadi karena
anggota organisasi tidak lagi satu visi. Ia sibuk mengurus anggotanya
masing-masing untuk mempertahankan ego dan kekuasaan sediri sehingga lupa
dengan tujuan organisasi. Disamping itu produktivitas organisasi juga akan
menurun karena tak lagi fokus pada satu tujuan organisasi yang hendak dibangun.
Sedangkan dampak negatifnya dari sebuah konflik yang
tidak termanaj bagi individu diantaranya adalah: 1) perubahan kepribadian para
individu. 2) menurunnya kinerja. 3) Menyebabkan sakit.
Perubahan
kepribadian para individu
Konflik negatif akan merusak hubungan antara satu
dengan lainnya. Sebelumnya berteman menjadi musuk bebuyutan. Tidak ada lagi
nilai positif ketika kita melihat dia dan apa yang dilakukan kepada kita. Yang
muncul hanya prasangka buruk terhadap lawan
yang terukir sepanjang masa. Hidup menjadi tersiksa karena lawan yang
semakin bertambah.
Menurunnya
kinerja
Konflik negatif juga akan membuat semangat kerja
menurun. Ini terjadi karena lingkungan kerja yang tak lagi kondusif. Tempat
kerja menjadi neraka yang panas seolah-olah ingin keluar saja.
Menyebabkan
sakit
Konflik akan mengarah kepada tekanan batin yang akan
dirasakan oleh masing-masing individu. Dengan berkonflik membuat hati tidak
lagi tenang sehingga stres menjadi datang. Ketika ini terjadi maka akan
menyebabkan kita sakit karena tidak mampu lagi menahan beban yang semakin
membukit.
Bengkalis, 1 Desember 2017
*Sumber gambar: Google
No comments
Post a Comment