BANYAK JALAN MENUJU ROMA
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
“Saya
tidak bisa merubah arah angin, namun saya bisa menyesuaikan pelayaran saya
untuk selalu menggapai tujuan saya”. – Jimmy Dean
Muda adalah
masa yang berapi-api dengan segudang kesempatan dan potensi yang bisa dijadikan
kekuatan diri. Jangan karena satu jalan telah tertutup lantas membuat kita
berputus asa seolah-olah itu adalah akhir dari segalanya. Ingat kita masih
hidup dan hidup perlu dilanjutkan. Melanjutkan hidup harus bermakna yang bisa
memberikan manfaat bagi orang lain dan alam semesta. Bagaimana kita bisa
bermanfaat bagi orang lain sementara kita hanyut dalam keterpurukan.
Berputus asa
tentunya sifat manusia. Namun sifat manusia bisa dirubah selagi kita mau
merubahnya. Tinggalkan sifat yang tidak baik dan beranjaklah kepada sesuatu
yang lenih baik. Belajarlah dari sebuah kata-kata mutiara “Banyak jalan menuju
Roma”. Kalimat ini barangkali tidak asing lagi kita dengar. Bahkan sewaktu
kecil dulu saya sering mendengarkan kalimat itu dari seorang guru di sekolah. Namun
pada saat itu saya belum mampu memahami makna yang terkandung di dalamnya. Ternyata
kalimat tersebut penuh akan makna yang bisa membangkitkan gelora jiwa.
Ya, Roma. Roma
adalah sebuah kota di Italia yang mengandung begitu banyak nila-nilai sejarah yang
bisa dijadikan iktibar diri dalam setiap langkah menjemput mimpi. Salah satunya
adalah bangunan tertua yang ada di kota tersebut. Bangunan legendaris itu
sangat besar dan memiliki pintu sebanyak 19 pintu (jalan).
Adanya 19
pintu pada bagunan tersebut memberikan pemahaman kepada kita bahwa tidak hanya
satu jalan dalam meraih kesuksesan. Ketika kita terbentur pada satu jalan maka
carilah jalan lain yang bisa kita lalui. Itu pasti. Tuhan telah menyediakannya.
Namun seringkali kitalah yang beranggapan buruk padaNya yang menganggap Tuhan
tidak adil.
Orang yang
berhasil menemukan banyak pintu adalah orang yang suskses dalam hidupnya. Lalu
muncul pertanyaan. Bagaimana kita menemukan pintu tersebut?. Pertama,
merubah cara pandang (mindset). Cara pandang bisa dirubah
dengan belajar dan terus belajar. Belajar dalam hal ini bisa melalui pendidikan
formal seperti sekolah, kuliah dan lain-lain. Bisa juga belajar melalui
pengalaman orang lain dan belajar dari buku yang kita baca. Yang jelas intinya
belajar, sekalipun itu dari seorang anak kecil. Selain itu yang perlu dilakukan
juga adalah merubah cara pandang dari sesuatu yang negatif menjadi sesuatu yang
positif. Orang yang selalu positif dalam hidupnya maka tidak akan ada celah
untuk mengatakan sesuatu itu tidak berguna.
Kedua, memaksimalkan fungsi otak. Manusia adalah
khalifah di muka bumi. Mengapa sepeti itu karena manusia diberikan akal yang
tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan akal kita bisa meraih mimpi dan tanpa
akal maka hidup tidak akan berarti. Oleh karena itu manfaatkanlah akalmu
semaksimal mungkin untuk masa depanmu yang lebih baik.
Semoga
bermanfaat.
Bengkalis, 28
Desember 2017
*Sumber
gambar: Google
No comments
Post a Comment