MENULIS APA YANG DIFIKIRKAN UNTUK MEMIKIRKAN APA YANG HENDAK DITULIS
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Hari ini alhamdulillah
Allah mengujiku dengan penyakit. Dengan penyakit tersebut Allah menyuruhku
untuk istirahat sejenak dari urusan kantor
yang begitu banyak. Tadinya ingin istirahat total termasuk behenti
sejenak untuk menulis. Namun hidup terasa kosong ketika tidak ada aktivitas. Akhirnya
kuambil laptop dan mulai menuangkan fikiran yang telah ada dengan ketikan
jemari yang membentuk rangkaian kalimat dalam sebuah tulisan pendek. Tulisan mengalir
begitu saja bagaikan air mengalir di sungai belakang rumahku.
Menulis itu
butuh keinginan yang optimis dan diwujudkan dalam bentuk realistis yaitu mulai
menulis. Jangan fikirkan fikiran yang panjang baru menulis namun awalilah dari
sepenggal kata yang mulai di tulis. Penulis handal itu tidak butuh perhitungan
yang panjang namun butuh tindakan nyata dalam memanjangkan rangkaian kata dalam
sebuah tulisan.
Mengapa saya
tergerak untuk menuliskan ini karena seringkali ketidakmampuan kita dalam
menulis bukanlah karena skill menulis yang tidak ada. Skill itu bisa diciptakan
ketika ada kemauan untuk belajar dan terus belajar. Disamping itu agar menjadi
penulis yang baik tidak hanya cukup punya kemauan tapi juga butuh keberanian
untuk mulai menulis. Ketika ingin jadi
penulis ya menulislah. Jangan jadi pemimpi yang hanya berhayal tanpa ada tindakan
nyata.
“Penulis pemula itu
menulis. Menulis dengan wawasan yang dibaca, menulis dengan kebiasaan
kontinuitas yang dibangun. Sedangankan pemimpi hanya berbicara tanpa realisasi
nyata” (Dewi Purwati)
Itulah makna
dari kalimat judul “Menulis Apa yang Difikirkan Untuk
Memikirkan Apa Yang Hendak Ditulis” di atas. Judul ini mengarahkan kita tentang
cara menjadi penulis efektif. Tulislah tentang apa yang telah ada difikiran
kita. Mulailah dari kalimat singkat untuk mengantarkan pada kalimat tanpa
batas. Berkat satu kalimat yang telah
terpikirkan berdampak pada munculnya pemikiran baru tentang apa yang hendak
terus dituliskan.
Ketika ini dilakukan maka lihatlah hasilnya. Ide-ide
baru akan bemunculan satu persatu yang barangkali belum terfikirkan sama sekali
sebelumnya. Begitulah cara kerja otak yang super canggih dari kuasa Tuhan yang
telah menciptakan manusia dan dibekali otak sebagai kelebihan. Satu ide yang
ditulis akan menghasilkan ide lainnya yang begitu banyak, dan begitulah
seterusnya.
Oleh karena itu, mulailah menulis. Jangan takutkan
apakah kita bisa menulis dan terus menulis?. Jangan fikirkan tulisan kita
apakah sudah baik atau tidak?. Karena jika kita hanya terkurung dalam rasa
pesimis saja kapan menulisnya. Tapi mulailah menulis satu kalimat dan meningkat
pada satu paragraf. Ketika menulis satu paragraf jangan lalu memeriksanya. Tapi
biarkan saja dulu. Tulislah terlebih dahulu apa yang muncul difikiran kita. Ini
penting agar fikiran kita tidak berpaling kalain arah. Tulislah terus sehingga
mencapai titik kesimpulan.
Setelah tulisan telah berada pada titik akhir,
barulah agar tulisan kita enak dibaca maka mulailah menelusuri satu paragraf ke
paragraf seterusnya. Pikirkan apakah ada benang merah antar paragraf yang
runtut dan penguatan isi pesan yang hendak disampaikan. Lakukan edit mengedit
dari apa yang ditulis.
*Sumber gambar: Google
No comments
Post a Comment