BIARKAN ORANG LAIN MEREMEHKANMU
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Masa-masa kecilku tidaklah
sama dengan anak lain pada umumnya. Masa kecilku dihabiskan dengan bersekolah,
bekerja dan bekerja. Semua itu dilakukan demi mewujudkan cita-citaku menjadi
orang yang berguna bagi keluarga dan orang lain. Alhamdulillah semua kepahitan
dan getirnya kehidupan yang dilalui terbayarkan satu persatu dengan apa yang
didapatkan saat ini. Ini adalah karunia Tuhan yang tak terhingga. Benar pepatah
lama mengatakan apa yang kita tanam hari ini maka itulah yang akan kita petik dikemudian
hari. Pepatah inilah yang selalu aku pegang sebagai modal dalam menggapai mimpi
dari keluarga yang serba terbatas. Pepatah tersebut mengajarkan diri bahwa
kesuksesan tidaklah sama dengan mi instan. Yang siap disajikan dalam hitungan
menit. Namun perlu kesabaran dan tahapan yang harus di lalui. Yakinlah tidak
ada kesuksesan tanpa pengorbanan dan tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras.
Semua ada harganya yang harus kita bayar.
Banyak hal yang membuat
masa kecilku berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Disaat teman-teman seusiaku
sibuk bermain maka aku sibuk bekerja. Disaat teman-teman lain disuguhkan dengan
kemewahan maka aku hanya hidup dalam kesederhanaan. Disaat anak-anak lain
mendapatkan kebebasan aku hanya terkurung dalam lingkaran yang sangat
mengekang. Bahkan tidak sedikit orang lain meremehkan tentang mimpi besar yang
ingin aku wujudkan. Tidak jarang ocehan
“ah kamu anak desa mana bisa menjadi
orang sukses, kamu anak yang tidak gaul manalah bisa seperti dia dan mereka,
kamu bukan orang kaya manalah bisa menjadi seperti itu”.
Terkadang mendengar celaan
tersebut membuat hati seperti tertusuk bambu, dan teriris sembilu yang menjadi
hati semakin pilu. Ingin rasanya marah tapi apalah daya saat itu tidak punya
keberanian untuk berbuat sesuatu. Yang bisa dilakukan hanya tetap semangat dan
menguatkan diri “Biarlah orang lain
meremehkanmu asalkan kita tidak pernah meremehkan diri sendiri”. Biarlah
kita mengalah karena mengalah bukanlah berarti selamanya kalah melainkan mundur
selangkah untuk hidup yang lebih cerah. Sebagaimana kalimat indah yang pernah aku
baca “belajarlah mengalah sampai tak
seorangpun yang bisa mengalahkanmu, dan belajarlah merendah sampai tak
seorangpun yang bisa merendahkanmu” – Gobind Vashdev.
Saya sangat berterimaksih
kepada orang-orang yang pernah mencela dan menghina. Ternyata celaan dan hinaan
yang ditujukan kepadaku adalah fitamin yang membuat semangat menggapai sebuah
mimpi menjadi hebat. Celaan berubah menjadi kekuatan, hinaan menjelma bagaikan
ratu yang membangunkan disaat aku tertidur pulas dalam keterpurukan.
Kesederhanaan dalam keluarga mengajarkan diri untuk terus berusaha mewujudkan sesuatu
yang terbaik untuk sesuatu yang luar biasa. Kekangan yang diberikan mengajarkan
diri berani mengambil keputusan untuk keluar dari zona nyaman yang kita
rasakan. Ya begitulah kehidupan.
Disamping itu agar
kesuksesan bisa kita raih maka jangan lekas menganggap diri sebagai orang yang
serba tau. Belajar dan terus belajarlah dari apapun itu. Ketika kita gagal maka
belajarlah dari kegagalanmu agar kelak tak gagal lagi. Karena kegagalanmu saat
ini adalah kesuksesanmu dikemudian hari. Selagi ada motivasi maka kesuksesan
masih bisa kita raih. Karena kegagalan sesungguhnya bukanlah gagal saat ini
melainkan ketika kita menyerah sebelum kesuksesan dapat diraih.
Begitu juga sebaliknya
ketika kita mengapai apa yang menjadi mimpi maka belajarlah dari capaian
mimpimu agar kita bisa mempertahankannya dan tak kembali jatuh. Konsep selalu
belajar membuat diri semakin kuat untuk menjadi manusia yang super hebat.
Peganglah prinsip untuk selalu menjadi manusia bodoh, karena dengan kebodohan
akan mengajarkan kita untuk terus belajar.
Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 20 November
2017
*Sumber gambar: Google

No comments
Post a Comment