Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

Selamat Datang di Laman Lentera Kehidupan

LENTERA MAHASISWA : PUDARNYA ETIKA MAHASISWA





Oleh
Khairul Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Pudarnya etika mahasiswa menjadi pembicaraan hangat dikalangan pengelola perguruan tinggi saat ini. Bahkan beberapa kampus ternama di Indonesia telah mengeluarkan aturan yang berhubungan dengan masalah tersebut. Banyak indikasi yang seolah-olah menunjukkan mahasiswa saat ini jauh dari perubahan prilaku sebagai hasil dari pendidikan itu sendiri. Salah satu contoh adalah etika mahasiswa kepada dosennya. Sulit membedakan mana mahasiswa dan mana yang bukan mahasiswa. Prilaku yang dimunculkan tidak lagi menunjukkan sebagai insan terdidik. Tidak lagi tau batasan antara mahasiswa dengan dosennya. Sopan santun kepada dosen menjadi sesuatu yang mahal bagi mereka. Datang ke kampus dengan pakaian seenaknya saja seolah-olah tidak masuk ke dalam lingkungan pendidikan tetapi masuk kelingkungan pasar. Padahal jelas jika melihat tujuan pendidikan itu sangatlah mulia, tidak hanya menyentuh aspek kognitif (akal) saja melainkan ada afektif (prilaku) dan psikomotorik (keterampilan), sebagimana yang tertuang dalam Undang-Udang Sistem Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Melihat fenomena di atas tentunya menjadi tugas kita bersama untuk dicarikan solusi yang tepat. Jika tidak, maka kedepannya etika tidak lagi dipandang penting sebagai bagian untuk menjadi manusia seutuhnya lewat proses yang disebut pendidikan. Mahasiswa sibuk mengejar IPK tertinggi namun lupa dengan identitas diri. Identitas diri bukan hanya sebagai makhluk yang memiliki akal tetapi juga memiliki budi pekerti. 

Untuk mengatasi masalah tersebut tentunya peran serta dari unsur pengelola perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa sangatlah diperlukan. Sebagai unsur pengelola diharapkan membuat aturan-aturan yang mampu mengontrol prilaku dan tindakan mahasiswa agar mereka mengedepankan etika dalam segala hal. Lebih lanjut peran dosen dalam hal ini adalah memberikan batasan dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan mahasiswanya. Mengapa saya katakan demikian, karena tidak menutup kemungkinan banyak mahasiswa yang tak  beretika disebabkan oleh dosen lain dilingkungan kampus yang memberikan kebebasan tanpa batas kepada mahasiswanya. Sehingga mahasiswa kerap kali memandang dosen itu pada umumnya sama. Apalagi bagi dosen-dosen muda yang dianggap umurnya tidak jauh berbeda dengan mereka. Memang dalam proses belajar mengajar sangat dianjurkan untuk menciptakan komunikasi dua arah. Menjadikan mahasiswa sebagai teman adalah sebuah strategi dalam pembelajaran, namun teman dilingkungan kampus tidaklah sama dengan teman diluar sana, tetaplah menjaga standar etika dilingkungan akademik sebagai dasar kaum terdidik. Begitu juga dengan mahasiswa, hendaknyalah menyadari tentang peran dan fungsinya dalam mengikuti proses pendidikan. Jangan karena kita dekat dengan beberapa dosen sehingga membuat lupa tentang etika yang harus dijaga.

Semoga bermanfaat
Bengkalis, 04 September 2018
Sumber gambar : google

No comments

Powered by Blogger.