BIJAK DALAM BERMEDIA SOSIAL
Oleh
Khairul
Azan
(Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Kemajuan
teknologi menjadi tanda revolusi dari kemajuan dunia dalam merespon kebutuhan
manusia. Saaat ini hidup terasa begitu sempit dan lebih mudah dengan hadirnya
teknologi. Revolusi ini menjadi bukti bahwa generasi millennial telah datang. Semuanya
dekat dengan yang namanya teknologi. Salah satu bentuk dari kecanggihan
teknologi tersebut adalah media sosial bagi masyarakat. Media sosial mampu
menggeser pola komunikasi yang dilakukan antar manusia saat ini. Jika dulu
ketika ingin menyampaikan sesuatu kepada seseorang maka kita harus langsung
menemui orang tersebut atau menggunakan surat, sekarang sudah berbeda
dengan hadirnya teknologi.
Hadirnya media sosial menjadi bagian tak perpisahkan
dalam kebutuhan generasi saat ini. Ada facebook, instagram, twitter, whatsap,
line, bbm dan banyak lagi media sosial lainnya yang terus diciptakan orang
sebagai media berkomunikasi. Disatu sisi kehadiran media sosial memang
terbilang efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kita tidak perlu lagi bertemu dengan orang
yang dituju yang barangkali memerlukan waktu yang khusus atau bahkan harus
mengeluarkan uang untuk bisa bertemu ketika jaraknya begitu jauh. Ya, inilah
dampak positif dari sebuah media sosial.
Dibalik dampak positif yang disebutkan media sosial juga
memiliki dampak negatif bagi pemakai yang tidak mengerti dalam pengunaannya. Mengapa
demikian karena memang media sosial adalah salah satu tempat berbagi informasi
antara satu dengan lainnya. Media sosial adalah ladang dalam menyebarkan informasi
yang mampu menembus ruang dan waktu yang terbatas. Sehingga tidak heran dengan
media sosial kita akan tau apa yang dilakukan oleh orang dibelahan dunia manapun
dalam hitungan detik saja. Dampak negatif dari penggunaan media sosial sebagai
sarana komunikasi adalah retaknya budaya duduk bersama dalam menyelesaikan
permasalahan yang hendak dicarikan solusinya. Masalah seringkali diperdebatkan
di media sosial tanpa mau bertatap muka, padahal sebaik apapun komunikasi yang
terjadi lewat media sosial yang kita miliki tidak akan mampu mengalahkan
komunikasi yang terjadi ketika kita langsung bertemu dan bertatap muka dengan
seseorang yang kita ajak diskusi. Mengapa demikian karena komunikasi lewat
media sosial memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya: 1) ada unsur empati dan
saling memahami yang akan hilang ketika kita
berkomunikasi lewat media sosial. 2) informasi yang didapatkan lewat media sosial
kebenarannya masih bisa dipertanyaakan. 3) tidak menjadi manusia pemberani
layaknya sharing pemahaman ketika bertatap muka. 4) masalah akan semakin besar
ketika orang lain yang tak tau akar permasalahannya dan berani memberikan
tanggapan atas ketidaktahuannya. Bisa dibayangkan bukan ketika kita tidak tahu
tapi mengatakan kita tahu maka itu jatuhnya kepada kesesatan.
Oleh karena itu bijaklah dalam menggunakan
teknologi. Tidak semua permasalahan yang bisa diselesaikan hanya menggunakan
teknologi dalam hal ini media sosial yang kita miliki. Jangan menjadikan media
sosial sebagai satu-satunya sarana mencari solusi. Meski kita lahir sebagai
generasi millennial (Y) namun jangan sampai melupakan nilai-nilai positif yang
telah bertahun-tahun diadopsi generasi terdahulu (X) dalam menyelesaikan
masalah. Meski generasi X terbilang jadul namun keluhuran budaya dan agama
selalu mengakar dalam diri generasi terdahulu dalam menyelesaikan persoalan
dunia. Sekali lagi bijaklah dalam bermedia sosial. Jangan sampai media sosial
memperdaya kita untuk menyalurkan hasrat buruk orang atau kelompok tertentu
yang hanya mencari untung sesaat.
Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 13 Maret 2018
*Sumber gambar: Google
No comments
Post a Comment