DOSEN SEBAGAI INSAN PEMBELAJAR
Oleh:
Khairul Azan
(Dosen
STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Dosen merupakan ujung tombak dalam
menentukan keberhasilan sebuah perguruan tinggi. Kehadiran dosen dianggap sebagai unsur vital yang dituntut
harus selalu mengembangkan potensi dan kemampuan dirinya sebagai insan
profesional. Keprofesionalan seorang dosen terlihat melalui proses pembelajaran
yang dilakukan, prilaku serta perbuatan yang menjadi suri tauladan bagi mahasasiswanya.
Namun perlu digaris bawahi bahwa dosen juga manusia yang tidak sempurna maka
kekurangan yang terdapat di dalamnya juga sesuatu yang tidak bisa dinafikan. Oleh
karena itu, agar kekurangan tersebut bisa diminimalisir maka seorang dosen harus
memposisikan dirinya sebagai insan pembelajar. Insan pembelajar menekankan pada
prinsip selalu ingin belajar dan belajar. Ketika prinsip ini tidak dijalani maka
secara otomatis dosen sebagai sebuah profesi akan hilang dengan sendirinya. Meskipun
ia tetap mengajar tapi tak lebih hanya bertindak sebagai administrator pengajaran
di kelas.
Pemahaman ini penting dilakukan mengingat dosen adalah
seorang model di kelas. Dimana ketika mengajar ia adalah sosok yang sedang
mempertaruhkan harga dirinya dihadapan para mahasiswa. Apakah
kebanggaan yang akan dimiliki bagi seorang dosen ketika ia tidak mampu
menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan memuaskan karena minimnya inovasi
serta kreatifitas yang mampu dilakukan saat memberikan sebuah proses
pembelajaran.
Inilah alasan bahwa prinsip dosen pembelajar harus tumbuh dalam diri para dosen agar
mereka memiliki kompetensi profesional, individual, kepribadian dan sosial
sesuai yang diinginkan. Ia bisa menyampaikan pembelajaran dengan metode yang
bervariasi dan meteri yang komprehensif, mendalam bukan kulitnya saja. Sebagaimana
tuntutan konstitusi seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Guru dan Dosen
No. 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa “Dosen adalah pendidik
profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”.
Disamping itu konsep dosen pembelajar juga menekankan pada
prinsip bahwa dosen bukanlah satu-satunya orang yang serba tau melainkan ia
juga butuh belajar agar terjadinya pengembangan diri kearah profesionalisme
dalam menjalankan sebuah profesi. Hanya
saja bila dibandingkan kenapa dosen dianggap lebih dari mahasiswa kerena ia
lebih dulu tau lewat bangku kuliah yang pernah dilalui ketimbang mahasiswa yang
diajar. Namun meskipun demikian bukanlah berarti dosen tau akan segalanya. Ia
tetaplah manusia yang serba kekurangan. Ia perlu belajar dan belajar lagi agar
kekurangan yang ada bisa diminimalisir.
Banyak keuntungan yang akan dirasakan bagi dosen ketika ia
mau memposisikan diri sebagai pembelajar sejati. Ilmunya akan berkembang yang
tak akan lekang ditelan zaman dan tak lapuk dimakan usia. Pembelajaran berjalan
sepanjang hidup dan terus berjalan (long
life education). Ada beberapa sumber pembelajaran bagi seorang dosen
diantaranya sebagai berikut:
1.
Pendidikan formal
Dosen dituntut harus mengembangkan
keilmuannya melalui pendidikan formal yang lebih tinggi. Jika saat ini masih bergelar sarjana
maka janganlah puas dengan kondisi yang ada namun lanjutkanlah pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu program magister, Doktor jika
bisa sampai mendapatkan penghormatan tertinggi bagi dosen yaitu Profesor. Karena dengan melanjutkan
pendidikan tentunya keilmuan akan semakin luas dan bertambah dari yang sebelumnya.
2.
In House
Training
Pembelajaran yang berlangsung ketika
para dosen menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Istilah ini sering disebut
sebagai in house training (IHT). IHT
adalah proses pembelajaran yang dilakukan dalam menambah pengetahuan diri
dengan cara aktif mengikuti pelatihan, seminar dan lain sebagainya. IHT bisa
bersifat individual dan bisa diselenggarakan oleh masing-masing institusi
pendidikan.
3.
Belajar mandiri
Bagian ini menitik beratkan pada proses pembelajaran yang
dilakukan secara mandiri bisa dengan rekan sejawat, mahasiswa dan melalui media
ilmu seperti rajin membaca buku, artikel baik cetak maupun elektronik dan lain
sebagainya.
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa dosen yang baik
adalah pembelajar yang baik. Dosen yang baik adalah dosen yang selalu berfikir
dan belajar bagaimana caranya kapasitas diri bisa meningkat seiring keilmuan
yang dimiliki. Sehingga dengan belajar dan terus belajar tersebut diharapkan
akan memberikan nilai tambah bagi seorang dosen dalam menyampaikan pembelajaran
yang lebih kreatif, inovatif lewat kekayaan ilmu yang dimiliki. Bukan staknan
yang hanya melakukan rutinitasnya mengajar dan pulang ketika jam kerja telah
berakhir
No comments
Post a Comment