BENCHMARKING : AKSELERASI MUTU SEKOLAH
Oleh:
Khairul
Azan
(Dosen
STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)
Mutu
merupakan hal yang krusial dalam sebuah lembaga pendidikan yaitu sekolah. Tanpa
mutu sekolah akan terkesan lamban dalam perkembangannya. Oleh karena itu mutu
harus dijadikan budaya bukan sebatas formalitas belaka. Pemahaman ini penting
karena tanpa mutu sekolah akan mati. Sehingga mutu adalah harga mati yang tidak
bisa ditawar-tawar lagi.
Mutu bukan hanya sebatas
hasil namun mutu lebih menekankan pada proses. Ketika prosesnya dijalani maka
menerapkan mutu sebagai konsep yang menyatu tidak akan terasa berat. Ada
berbagai metode dalam mencapai mutu lembaga. Salah satunya adalah benchmarking (patok duga).
Benchmarking
merupakan
belajar terus-menerus, sitematis, terbuka dengan perubahan dan kritikan. Menurut
Gregory H. Watson benchmarking adalah
pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik
yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitiff unggul. Sedangkan
menurut Rank Xerok benchmarking adalah
suatu proses secara sistematik dalam penentuan perusahaan yang bergerak dalam
industri yang sejenis dijadikan pemimpin, melakukan determinasi bisnis, dan
proses praktik kerja yang terbaik dan penetapan target.
Berdasarkan pengertian
di atas dapat dipahami bahwa benchmarking
adalah suatu proses untuk membandingkan dua bagian atau lembaga tentang
keunggulan yang dimiliki oleh bagian atau lembaga lain sebagai pembanding dan
kekurangan yang dimiliki oleh lembaga yang dibanding. Adapun tujuan dari benhmarking adalah untuk meningkatkan
kapasitas lembaga agar menjadi lebih kompetitif dalam meningkatkan kinerja,
produktivitas berdasarkan lembaga lain yang menjadi pembanding.
Benchmarking
dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: Benchmarking
internal dan eksternal. Benchmarking internal
adalah suatu proses pembandingan antara dua sekolah yang yayasannya sama.
Sedangkan benchmarking eksternal
adalah pembandingan antara dua sekolah yang berbeda yayasan namun memiliki
kesamaan dari sisi jenjang. Sebagai contoh SMP A dan SMP B. Adapun manfaat dari
Benchmarking tersebut diantaranya
adalah:
1.
Merubah Pola Pikir
Dengan adanya benchmarking ini akan memberikan
pencerahan bagi anggota organisai dalam menilai organisasi masing-masing.
Barangkali selama ini menganggap sekolahnyalah yang lebih unggul namun ketika
melihat yang lain masih ada yang lebih unggul dari sekolah kita.
2.
Peningkatan Kinerja
Benchmarking
memberikan
manfaat dalam peningkatan kinerja sekolah. Dengan mengetahui keunggulan yang
dimiliki oleh sekolah lain dan kekurangan yang dimiliki oleh sekolah kita akan
menjadi bahan koreksi dalam peningkatan kinerja yang lebih optimal lagi.
3.
Peningkatan Kualitas Manusia dan Non Manusia
Dengan mengetahui
kekurangan sekolah maka pembenahan kinerja organisasi harus diprioritaskan.
Bisa dengan cara memberikan pelatihan, pendidikan dan lain-lain. Disamping itu
tentunya kelemahan sekolah bukan saja dari sisi manusianya namun bisa juga dari
sisi non manusia seperti fasilitas dan lain sebagainya. Oleh karena itu
pemenuhan fasilitas sekolah juga harus diperhatikan.
4.
Menemukan
Strategi Variatif
Seringkali kegagalan
sekolah untuk maju disebabkan oleh penggunaan strategi yang kurang variatif.
Oleh karena itu dengan adanya benchmarking
memberikan peluang kepada sekolah untuk menemukan strategi baru yang diproleh
dari sekolah lain yang dijadikan pembanding.
*Sumber gambar: Google
No comments
Post a Comment